Minggu, 03 Januari 2016

HUMAN ERROR

Human error Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang kadang berbuat salah.Namun jika kesalahan tersebut tidak pada saat yang tepat atau bahkan disengaja,maka itulah yang menjadi permasalahan.Hal ini yang sering disebut dengan Human Error.Masalah yang pernah Booming akibat dari Human Error adalah jatuhnya pesawat Air France Penerbangan 447 kelaut dalam keadaan utuh akibat aerodynamic stall. Penyebab stall bukan akibat kesalahan mekanis maupun cuaca buruk, melainkan akibat kru yang menaikkan hidung pesawat hingga kecepatan pesawat tidak cukup untuk mempertahankan gaya angkat yang memadai. Meskipun pilot dan co-pilot memiliki jam terbang yang banyak namun tidak menutup kemungkinan jika kesalahan apapun dapat terjadi. Contoh lainnya dari Human Error adalah akhir-akhir ini ada berita yang sangat booming didunia pertelevisian dan dunia maya, Human Error terjadi pada saat ajang kontes kecantikan “Miss Universe 2015” yang diselenggarakan di Last Vegas Amerika Serikat pada tanggal 20 Desember 2015, awalnya Host Miss Unniverse 2015 Steve Harvey awalnya mengumumkan jika pemenang Miss Universe 2015 adalah Miss Colombia, saat Miss Colombia sedang merayakan kemenangannya tiba-tiba Steve naik lagi keatas panggung dan mengumumkan jika pemenang Miss Universe 2015 adalah Miss Filphina yaitu Pia Wurtzbach. Sontak penonton yang berada di Planet Hollywood Las Vegas Resort & Casino riuh mendengar pernyataan dari Steve. Untuk membuktikan ucapannya, Steve menunjukkan ke kamera amplop yang berisi pemenang Miss Universe 2015, ternyata benar didalamnya terdapat nama Pia Wurtzbach Miss Filphina sebagai pemenang Miss Universe 2015. Banyak yang menyayangkan kesalahan Steve saat membacakan nama pemenang Miss Universe 2015, bahkan begitu riuhnya sampai-sampai hastag Miss Universe 2015 mendudukin posisi pucak trending topic duunia. Hal ini memberitahu kita jika Host Kenamaan dunia sekalipun yang jam terbangnya sudah terlampau banyak dan sudah dipercaya dapat membawakan acara dengan baik terbukti dapat melakukan kesalahan, dan dapat kita simpulkan bahwa Human Error bisa terjadi pada siapapun, kapanpun dan dimanapun. Definisi Human Error Human Error sendiri berarti perbuatan manusia yang tidak berjalan seperti yang diharapkan atau dapat dipersingkat menjadi kegagalan manusia / kesalahan manusia.Namun ada beberapa pendapat para ahli mengenai Human Error : • Reason (1990, p 9) dalam Love and Josephson (2004)menggambarkan human error dalam suatu yang psikologis sebagai “semua kesempatan di mana rangkaian aktivitas mental atau fisik yang direncanakan tidak berjalan seperti yang diharapkan sebagaimana seharusnya, sehingga gagal untuk mencapai hasil yang diharapkan.” • Hagan dan Mays (1981) dalam Love and Josephson (2004) mendefinisikan human error sebagai “kegagalan dari manusia untuk melakukan tugas yang telah didesain dalam batas ketepatan, rangkaian, atau waktu tertentu”.Namun definisi ini dianggap ambigu karena tidak mungkin untuk menentukan apa yang dimaksud dengan ketepatan, dan rangkaian, dan waktu dari aktivitas yang mungkin saja dapat bervariasi tanpa menyebabkan kesalahan. • Bea (1994) mendefinisikan human error sebagai “keberangkatan dari praktek yang dapat diterima atau diharapkan dari suatu bagian pada setiap individu yang menghasilkan sesuatu yang tidak dapat diterima atau tidak diharapkan.” Meskipun definisi ini singkat namun sulit untuk menentukan standart yang dapat diterima dari suatu praktek kecuali jika dibuat referensi khusus sebagai dasar yang tersedia oleh suatu lembaga yang professional. Namun tidak semua kesalahan dalam aktivitas fisik atau mental manusia dapat sepenuhnya disalahkan kepada manusia, karena faktanya apakah individu dapat sepenuhnya dipersalahkan.Hal ini masih banyak diperdebatkan dimana kesalahan yang dibuat manusia merupakan akibat dari pembawaan sifat alami manusia.Mengingat sekarang teknologi sudah mendominasi kehidupan manusia, jadi harus bisa dibedakan antara kesalahan murni yang dibuat manusia dan kesalahan teknologi.Sangat sulit untuk menemukan definisi kesalahan, meskipun kesalahan dapat kita kenali, seperti kelalaian adalah kesalahan perhitungan.Namun ada beberapa definisi para ahli mengenai kesalahan: • Minato (2003); Senders and Moray (1991) mendefinisikan kesalahan sebagai sesuatu yang telah dilakukan, yang tidak diharapkan oleh pelaku, tidak diinginkan oleh suatu aturan yang ditetapkan atau oleh pengamat luar, atau yang membuat system melampaui batasnya. • Knocke (1992) dalam Love and Josephson (2004) mendefinisikan kesalahan dan kelalaian sebagai “penyimpangan dari konstruksi yang tepat (meliputi pengecekan dan pengawasan), inspeksiteknis, dan instruksi yang memadai untuk pemeliharaan dan operasional bangunan”. Kesalahan yang terjadi dalam bangunan dapat berupa kesalahan manajemen, kesalahan teknis, maupun kesalahan karena lingkungan (Eldukair and Ayyub, 1991).Kesalahan manajemen meliputi kesalahan dalam tanggung jawab kerja, komunikasi kerja, dan kerjasama kerja.Sedangkan kesalahan lingkungan meliputi tekanan politik, tekanan keuangan, dan kondisi cuaca. Penyebab kesalahan yang berkaitan dengan Human Error adalah tingkah laku manusia Menurut Eldukair and Ayyub, 1991, tingkah laku manusia dapat dipengaruhi oleh : 1. Pengetahuan yang tidak memadai 2. Kurangnya pendidikan dan pelatihan 3. Kurangnya imajinasi/tinjauan kemasa depan 4. Kurangnya wibawa dalam mengambil keputusan 5. Kepercayaan/ketergantungan pada pihak lain 6. Estimasi yang terlalu rendah dalam desain dan konstruksi 7. Ketidak tahuan, kelalaian dan kecerobohan 8. Situasi yang benar-benar tidak diketahui 9. Kurangnya kemampuan untuk berkomunikasi Karena itu dapat dipastikan bahwa sebuah kesalahan meliputi elemen dari suatu yang patut disalahkan dari individu.Sebagai contoh, didefinisikan oleh Stewart (1993 dalam Atkinson, 1998) sebagai “tindakan manusia yang melampaui batas tertentu dari yang dapat diterima”. Tindakan human error merupakan sesuatu yang tidak disengaja dari keputusan berdasarkan factor fisik atau psikologis.Faktor kognitif dan psikologis harus diperhitungkan pada saat menilai ‘power of control’. Sebab-sebab Human Error Menurut Atkinson (1998) sebab-sebab human error dapat dibagi menjadi: 1. Sebab-sebab primer Sebab-sebab primer merupakan sebab-sebab human error pada level individu. Untuk menghindari kesalahan pada level ini, ahli teknologi cenderung menganjurkan pengukuran yang berhubungan dengan individu. Misalnya meningkatkan pelatihan, pendidikan, dan pemilihan personil (Sriskandan,1986).Bagaimanapun, saran tersebut tidak dapat mengatasi kesalahan yang disebabkan oleh penipuan dan kelalaian, karena kesalahan yang sengaja dibuat oleh manusia, kadang tidak dapat terdeteksi karena kejahatan bisa terjadi dimanapun, kapanpun, dan pada siapapun. 2. Sebabsebabmanajerial Penekanan peran dari pelaku individual dalam kesalahan merupakan suatu hal yang tidak tepat. Kesalahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan, pelatihan dan pendidikan mempunyai efek yang terbatas sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa penipuan atau kelalaian akan selalu terjadi, tidak ada satupun penekanan penggunaan teknologi yang benar akan mencegah terjadinya kesalahan. Fakta ini telah diakui secara luas pada literature kesalahan dalam industri yang beresikotinggi (Kletz,1985; ACSNI,1993) dikutip dari Atkinson (1998). Karena itu merupakan peranan manajemen untuk memastikan bahwa pekerja melakukan pekerjaan dengan semestinya, untuk memastikan bahwa sumberdaya tersedia pada saat dibutuhkan dan untuk mengalokasikan tanggung jawab secara akurat diantara pekerja yang terlibat. 3. Sebab-sebab global Kesalahan yang berada di luar control manajemen, meliputi tekanan keuangan, tekanan waktu, tekanan social dan budaya organisasi.

kehidupan ini ibarat pakaian yang nanti akan dilepas

Hallo... ada yang pernah denger pepatah “waktu adalah uang”? Nah pepatah itu sangat benar karena waktu itu tidak pernah kembali, maka dari itu gunakan waktu kalian sebaik-baiknya atau kalian akan menyesal ketika kalian kehilangan waktu tersebut. Seperti ada didalam mahfudzot : “Zaman itu bagaikan laut yang tak terpisah dari kekeruhan, sesungguhnya airnya jernih tapi pasti ada warna yang lain Apabila semua manusia berpikir akibat dari apa yang mereka kerjakan, maka tidak ada orang yang berbuat jelek Bagaimana kita akan tahu apa yang terjadi nanti, sedangkan kita masih tertipu dengan tipuan dunia Waktu itu menipu dan cita-cita itu menyenangkan, dan umur itu berjalan dan hari-hari itu menyenangkan Pemuda itu berusaha untuk hal-hal yang membahayakan, dan dia tidak tahu apa yang akan terjadi nanti (yang menipunya) Hai orang-orang yang tidak perduli dengan apa yang kamu perbuat (sombong), hati-hati sesungguhnya hari-hari itu tipuan Tinggalkan apa yang membuat kalian ragu-ragu, semoga iman yang ada dihati kamu itu bermanfaat Sesungguhnya kehidupan itu seperti pakaian yang nanti akan dilepas.” Dari mahfudzot diatas kita mendapat pelajaran jika kehidupan ini sangatlah singkat, maka pergunakanlah waktu yang sedikit ini untuk hal-hal yang baik dan hal-hal yang diridhoi oleh Allah. Jangan terlalu asyik dengan urusan dunia, sehingga kalian meninggalkan urusan akhirat, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah sementara dan akhirat itu selamanya, karena kehidupan ini seperti baju yang suatu saat akan kita lepas dan menemui kematian.

MAHFUDZOT : ganjaran kebaikan

فضيلة الصدق ان الصدق يهد ى الى البر وان البر يهد الى الجنة فان الرجل ليصدق حتى يكتب عند الله صديقا وان الكذب يهدى يهد الفجور وان الفجور يهدى الى النار فان الرجل ليكذب حتى يكتب عند الله كذابا Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan menunjukkan kepada surga Sesungguhnya seseorang dikatakan jujur sehingga dicatat disisi Allah sebagai orang yang jujur Dan sesungguhnya kebohongan menunjukkan kepada kejelekan dan seungguhnya kejelekan menunjukkan kepada neraka Sesungguhnya seseorang dikatakan berbohong sehingga dicatat disisi Allah sebagai orang yang bohong. Jadi jujurlah agar mendapatkan surga Allah dan hindarilah berbohong agar terhindar dari panasnya api neraka. Karena satu kebohongan akan menumbuhkan kebohongan-kebohongan selanjutnya.

mengapa sulitnya menghafal?

Teman-teman mungkin diantara kalian ada yang pernah mengalami kesulitan dalam menghafal, apalagi ketika mau ujian. Mungkin secara psikologi bisa dijelaskan kalau kesulitan dalam menghafal atau mengalami lupa disebabkan memory yang tidak mampu untuk merekan data yang masuk. Tetapi imam syafi’i menjelaskan tentang sulitnya menghafal didalam sebuah mahfudzot : قال امام الشافعي رضي الله عنه قالت: شكوت الى وكيع سوء حفظى فارشدنى الى ترك المعاص فاحبرنى بان العلم نور فنورالله لا يهد العاص “aku mengadu kepada imam syafi’i tentang sulitnya menghafal : 1. Memberitahu agar meninggalkan maksiat 2. Mengabarkan bahwa ilmu itu cahaya 3. Dan cahaya Allah itu bukan untuk orang yang berbuat maksiat Jadi inti dari mahfudzot ini, untuk mengatasi sulitnya menghafal adalah dengan meninggalkan maksiat, karena ilmu itu cahaya dan cahaya Allah bukan untuk orang yang berbuat maksiat. Karena kemaksiatan itulah cahaya Allah tidak datang dan membuat kesulitan dalam menghafal, jadi hendaklah meninggalkan maksiat agar cahaya Allah datang kepada kita dan menyinari hidup kita agar lebih dirihoi oleh Allah.

gadget adalah raja

Oke kali ini saya akan menanggapi masalah perkembangan dan pergaulan anak dari masa 90an sampai masa sekarang. Mungkin kawan-kawan juga sudah menyadari bahwa pergaulan anak zaman sekarang sangat berbeda dengan pergaulan kita pada zaman dahulu saat era tahun 90an. Di era 90an adalah era dimana permainan-permainan tradisional masih sangat dimainkan, contohnya lompat tali, congklak, bekel, dll. Tetapi sangat kontras dengan zaman sekarang, anak-anak lebih suka untuk bermain dan asyik dengan gadget nya mereka sudah mulai melupakan permainan-permainan tradisional. Kejadian seperti ini bisa saja terus berulang seiring perkembangan teknologi, karena banyak ilmuan seperti Albert Einstein yang telah memprediksi zaman seperti ini, dimana teknologi berkembang pesat tidak terkontrol dan menguasai manusia. Padahal manusia itu sendiri tidak menyadari bahwa banyak bahaya yang mengancam disekelilingnya, mereka terlalu asyik dan kecanduan dengan teknologi seperti gadget. Apalagi sekarang banyak merek-merek gadget yang mulai bermunculan dari yang harga nya tergolong murah sampai ke yang tergolong sangat mahal, banyak diantara manusia yang membeli gadget canggih dan mereka tidak perduli dengan harga mahal, padahal masih banyak kebutuhan lain yang lebih penting. Tapi memang sulit kita pungkiri bahwa gadget sangat berperan penting didalam kehidupan manusia dizaman sekarang, jika diteliti apakah mereka lebih rela kehilangan dompet atau gadget, 8 dari 10 orang mungkin akan memilih lebih baik kehilangan dompet dibandingkan dengan gadgetnya. Karena, sekarang gadget sudah merangkap jadi apapun kebutuhan manusia, sekarang kita bisa mengakses m-banking, JPS, dan lainnya di google. Di sana kita bisa mencari alamat bahkan membeli apapun secara online. Karena sekarang pengusaha-pengusaha lebih memilih menjual produknya secara online karena bisa diakses oleh kalangan apapun dan diwilayah manapun. Tapi alangkah lebih baiknya jika kita tidak menuhankan teknologi, tidak menganggap teknologi apalagi gadget segalanya karena kita akan kehilangan waktu berharga kita didalam hisup yang singkat ini. Karena, waktu itu adalah uang, sangat berharga dan terus berjalan. Seperti terdapat didalam kutipan mahfudzot ini: دهر يغر وامال تسرواء - واعمار تمر وايام لها خدع “Waktu itu menipu, dan cita-cita itu menyenangkan, dan umur itu berjalan, dan hari-hari itu tipuan.” Maka gunakanlah waktumu dengan sebaik-baiknya dan jangan bermalas-malasan karena sesungguhnya nanti kalian akan menyesal.

sifat mukmin yang baik

Saya akan berbagi mahfudzot tentang sifat seorang mukmin yang baik, mahfudzot ini diambil dari hadits Rasulullah SAW. من احادث رسول الله صلى الله عليه وسلم صفة المؤمن الكامل اتق المحارم تكن اعبدالناس وارض بما قسم الله تكن اغنى الناس واحسن الى جارك تكن مؤمنا واحب لناس ما تحب لنفسك تكن مسلما ولا تكثر الضحك فان كثرة الضحك تميت القلب (متوفق عليه) Menghindari maksiat dengan bertaqwa agar menjadi hamba yang paling baik diantara manusia Dan Bersyukurlah kepada Allah agar kamu menjadi orang yang paling kaya diantara manusia lainnya Dan Berbuat baiklah kepada tetanggamu agar kamu menjadi seorang mukmin Dan cintailah manusia seperti mencintai dirimu sendiri supaya menjadi muslim yang baik Dan janganlah banyak tertawa karena akan mematikan hati.

pengaruh pemimpin

من امثال الجا هلية التطيمة تمتع من شميم عرار نجد فمابعدالعشية من عرار لاتقطعن ذنب الافعى وترسلها ان كنت سهما فاتبع راسها الذنبا انى وقتلى سليكا ثم اعقله كالثور يضرب لما عافت البقر ان ترد الماء بماء اوفق لاذنب لى قد قلت للقوم اسقوا Nikmatilah kebauan yang wangi dari bunga-bunga Karena sesudah datangnya isya kewangiannya akan hilang Janganlah membunuh ular itu dari ekornya Kalau kamu berani potonglah dari kepalanya, kemudian baru ekornya Sesungguhnya saya telah membunuh Sulaika (seorang raja) kemudian saya ikat dengan tali, seperti seekor banteng yang diikat dan dipukul Hendaklah kalian membawa bekal ketika hendak bepergian Saya tidak berdosa karena saya telah mengingatkan. Jadi, mahfudzot ini memberitahu kita kalau ingin melumpuhkan atau menghancurkan suatu kaum, maka lumpuhkanlah dulu dari pemimpinnya jangan dari anak buahnya karena jika membunuh dari anak buahnya, mereka akan menumbuhkan bibit baru. Karena pemimpin menentukan suatu kaum/kelompok, kesuksesan suatu kaum dilihat dari pemimpinnya. Begitu juga dengan negara, pilihlah pemimpin yang berbobot yang sekiranya mampu membawa negara ini menjadi lebih baik lagi, bukan hanya pemimpin yang haus akan harta dan tahta tapi tidak menghasilkan apa-apa.

MAHFUDZOT: OPTIMIS

MAHFUDZOT: OPTIMIS فى التفا ءل Kali ini saya mau berbgai mahfudzot tentang kata “OPTIMIS”. كفكف د مو عك ليس ينفعك البكا ء ول العويل وا نهض ولا تشك الزمان وما شكا الا الكسول واسلك بهمتك السبيل ولا تكل كيف السبيل ماضل دوامل سعى يوما وحكمته الد ليل كلا ولا خاب امر ؤ يوما ومقصده نبيل اقنيت يا مسكين عمورك بالتؤه والحزن وقعدت مكتوف اليدين تقول حاربنى الزمان مالم تقم بالعبء انت فهن يقمو به اذن اضحى التشاؤم من حديثك بالعريزة والسليقه مثل الغراب نعى الديار وسمع الدنيا نعيقه امل يلوح بريقه فاستهد ياهذا بريقه ماضاق عيشك لو سعيث له ولم تتشك ضيقه Hapuslah air matamu karena tangisanmu tidak memberi manfaat dan janganlah berkeluh kesah Bergeraklah dan janganlah mengeluh kepada waktu, karena mengeluh kepada waktu itu tidak lain adalah orang yang malas Berjalanlah kepada keinginanmu dan jangan berkata “bagaimana jalannya” Tidak akan tersesat orang yang punya cita-cita sekecil apapun usahanya pasti ada hikmahnya Ketauhilah tidak ada yang rugi orang yang berusaha walaupun sedikit, karena maksudnya adalah mulia “Kamu sudah merusak umurmu, hai miskin dengan mengeluh dan bersedih” Dan kamu duduk berpangku tangan Dan jangan kau berkata “siapa yang mau menanggunng hisup saya” Diwaktu pagi, orang yang pesimis itu terlihat dari kata-katanya Seperti burung gagak yang mana ketika suaranya terdengar, yaitu menakutkan Cita-cita itu memperjelas, maka ikutilah hai orang-orang yang terang (punya masa depan cerah) Tidak akan sempit hidup kamu kalau kamu berusaha.

contoh kurikulum : SDN 1 MELATI

CONTOH KURIKULUM KURIKULUM SD NEGERI 1 MELATI 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya, saya telah dapat menyusun Kurikulum Sekolah. Kurikulum sekolah merupakan bagian dari upaya meningkatkan mutu pendidikan yang diarahkan untuk pengembangan potensi peserta didik sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi, seni serta pergeseran paradigm pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik. Kurikulum sekolah adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, sebagaimana disebut bahwa kurikulum yang pelaksanaan operasionalnya disusun oleh masing-masing satuan pendidikan di sekolah dasar. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing ibu Dwi Junianti Lestari S.Sn, M. Pd yang telah membatu dan membimbing dalam penyelesaian kurikulum ini. Demikian karya tulis ini semoga bermanfaat, dan kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan guna perbaikan selanjutnya. Serang, 7 April 2015 Aprianti Derlis DAFTAR ISI KATA PENGNANTAR 2 DAFTAR ISI 3 BAB I PENDAHULUAN 4 1.1 Latar belakang 4 1. pengertian 4 a. Pendidikan..……………………………………………………………………….4 b. Seni dan tari…………………………………………………………………..…..4 c. Kurikulum….……...……………………………………………………………...4 d. Kurikulum sekolah.……………………………………………………………….4 e. Silabus…………………………………………………………………………….4 f. Rencana pelaksanaan pembelajaran………………………………………………4 g. pembelajaran………………………………………………………………….…..4 h. Evaluasi pendidikan……………………………………………………………....5 1.2 Standar Kompetensi…………………………………………………………......…………....5 1.3 Landasan Hukum……………………………………………………………...……….……...5 1.4 Sasaran………………………………………………………………………...……..………..5 1.5 Tarian………………………………………………………………………………………….6 A. Tujuan.……………………………….…………………………………………...…….....6 B. Sasaran didik………………………………………………………………………………6 C. Bahan dan materi………………………………………………………………………….6 D. Konsep, strategi, dan metode……………………………………………………………...7 E. Evaluasi….……………………………………………………………………………...7-8 BAB 2 VISI DAN MISI 9 BAB 3 MUATAN SK/KD PER-MATA PELAJARAN 10-12 BAB 4 SILABUS 13-14 BAB 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 15-20 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1. Pengertian a. Pendidikan Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata pendidikan berasal dari kata ‘’didik’’ dengan awalan ‘’pe’’ dan akhiran ‘’an’’ yang mengandung makna perbuatan (hal, cara dan sebagainya). Pendidikan secara etomologi merupakan bimbingan, pertolongan atau latihan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Sedangkan secara terminologi, Driyakarya mengatakan bahwa pendidikan adalah memanusiakan manusia muda. Dengan kata lain pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda (M.Taufik 2013:2-3). b. Seni dan Tari Menurut Ki Hajar Dewantara seni adalah perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakan jiwa dan perasaan manusia. Sedangkan tari menurut Soedarsono adalah tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah. c. Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang diguakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. d. Kurikulum sekolah Kurikulum sekolah adalah kurikulum adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum sekolah terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. e. Silabus silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. f. Rencana pelaksanaan pembelajaran Perencanaan proses pembelajaraan meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. g. Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidikan dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. h. Evaluasi pendidikan Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan. 1.2 Standar kompetensi • Mengapresiasi karya seni tari • Mengekspresikan diri melalui karya seni tari • Mengembangkan kreatifitas dalam gerak tari 1.3 Landasan hukum Implementasi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan. - UU Pasal 31 ayat 1, tentang “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. - UU Nomor 22 Tahun 1999, tentang pemerintahan daerah. - UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 36, Pasal 37 ayat (1) dan Pasal 38 ayat (2). - Implementasi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan. 1.4 Sasaran pembelajaran Tari menurut Soedarsono adalah tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah. Gerak adalah unsure utama dalam tari, namun gerak yang dimaksud adalah gerak nyata sesuai dengan realita melainkan yang sifatnya ekspresif. Bentuk gerak ekspresif adalah bentuk yang dapat diungkapkan agar dapat dinikmati dengan rasa. Susan K. Langer dalam soedarsono (1978) menyatakan bahwa gerak ekspresif adalah gerak-gerak yang indah, gerak yang dapat mengantarkan perasaan manusia. Sedangkan gerak yang indah itu mengandung ritme tertentu. Indah dalam tari bukan hanya gerak halus saja tetapi gerak kasar, keras, lemah, kuat dengan penuh tekanan serta aneh pun dapat menjadi gerak yang indah. Ada 2 macam gerak tari, yaitu : gerak murni dan maknawi, gerak murni adalah gerak yang dalam pengungkapannya tidak mempertimbangkan pengertian karna gerak murni hanya mempertimbangkan keindahannya saja atau unsure estetis, sedangkan gerak maknawi adalah suatu gerak yang diolah menjadi suatu gerakan tari yang mengandung makna/arti. Tari terbagi 2 : 1. Tari modern (kontemporer, kreasi baru, dsb) dan 2. Tari tradisional (klasik, kerakyatan atau daerah). Karakteristik tari anak SD Pada masa sekolah dasar (6-13 tahun) anak diharapkan dapat memperoleh pengetahuan-pengetahuan dasar yang dipandang penting bagi persiapan dan penyesuaian diri terhadap kehidupan di masa dewasanya. Oleh karena itu, pengalaman kreatif bagi anak mesti menjadi bagian utama dalam proses pendidikan. Maslow dalam Frank G. Goble (1987:53). Tiga komponen dalam usaha mewujudkan pembelajaran tari yakni: dasar-dasar dan variasi gerakan, tari dan ritmik kreatif, dan tari rakyat. a. Dasar-dasar dan variasi gerakan bisa memakai gerakan sehari-hari seperti cara berjalan, meloncat, mendorong, terjatuh, dll yang dapat dilatih dengan tempo dan ritme yang bervariasi baik secara individu maupun kelompok. b. Tari dan ritmik kreatif adalah gerak yang dihasilkan adalah gerak hasil kreasi siswa melalui responnya seperti music, iringan perkusi, cerita, nyanyian, gambar, puisi, peniruan gerak(olahraga, bekerja), perasaan, warna, dsb. c. Tari rakyat terkait dengan nyanyian permainan dan tarian rakyat yang disajikan secara lingkaran, berjajar, segi empat, dsb. Sedangkan Ruth Murray (Richard Kraus, 1969:278) menyarankan, bahwa ada empat kategori pengalaman tari bagi anak: a. Gerak kreatif dan kemampuan gerak (creativemovement and movement skills). b. Kemampuan irama (rhythmic skills, related primarily to musical understanding and rhythmic competence). c. Pengembangan tari secara individu dan kelompok (the development of original individual or group dances) d. Belajar menari, nyanyian permainan, permainan, dan tari rakyat (learning dances, such as singing games, play parties, and folk and square dances). 1.5 Tarian A. Tujuan • Tujuan umum Siswa dapat menguasai berbagai tarian daerah dan tarian lainnya serta dapat membuat kreativitas dan inovasi dalam tarian. • Tujuan khusus Setelah di adakan proses belajar mengajar di harapkan agar siswa dapat : - Memunculkan kreativitas khususnya dalam bidang seni tari - Memunculkan karakter siswa yang dapat melestarikan tarian daerah. B. Sasaran didik Siswa kelas 4 SD Negeri 1 MELATI C. Bahan dan materi - Bahan a. buku kreasi seni dan kerajinan jilid 3, erlangga jakarta. b. Bahan ajar mandiri pendidikan seni tari dan drama, frahma & heny 2006 c. ruang tari. d. iringan tari daerah. e. tape recorder atau alat music daerah. f. VCD/DVD film dokumenter. - Materi a. Tari Daerah b. Tari Daerah dan Iringan Tari Daerah c. Membuat gerakan tari dengan menirukan gerakan binatang dan gerakan sehari-hari. D. Konsep, strategi dan metode - Konsep Konsep yang digunakan konstruktivis (membangun konsep-konsep melalui aktivitas belajar dan mengajar yang melahirkan sebuah pemahaman yang akan dikembangkan), behavioristik (membangun prilaku). - Strategi Strategi yang digunakan dalam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan (seni tari) ini adalah pendekatan pembelajaran tematik dengan cara inquiri (mencari dan menemukan), kontekstual learning (pengalaman pembelajaran yang dipahami dari lingkungan yang berasal dari peserta didik), kooperatif learning (berkelompok dan kerjasama), dan expositori (eksplanasi, ceramah dan diskusi. - Metode 1. Ceramah 2. Demonstrasi 3. Praktik 4. Tanya jawab 5. Pemberian tugas 6. pertunjukan E. Evaluasi Tari adalah pengungkapan ekspresi melalui gerak yang berirama yang mempunyai nilai keindahan. Gerak indah yang dipakai dalam tarian bukan hanya gerak halus saja tetapi gerak kasar, keras bahkan gerak aneh pun bisa menjadi gerak yang mengandung keindahan. Karakteristik tari anak SD merupakan ciri-ciri khusu tari untuk anak SD, sesuai dengan kemampuan dasar dan kebutuhan anak usia SD dari sisi intelektual, emosional, sosial, fisikal, perceptual, estetik, dan kreatif. Tujuan pendidikan seni khususnya seni tari di sekolah dasar bukanlah anak menjadi seorang seniman tari, melainkan diharapkan siswa mendapatkan pengalaman seni, baik praktik maupun apresiasi. Empat kategori pengalaman tari bagi anak yaitu : 1) Gerak kreatif dan kemampuan gerak 2) Kemampuan irama 3) Pengembangan tari secara individu dan kelompok 4) Belajar menari, nyanyian permainan, permainan, dan tari rakyat. 1. Soal tes tulisan atau lisan • Sebutkan gerak, busana dan perlengkapan tari daerah. • Bagaimana sikap apresiatif terhadap symbol dan keunikan gerak, busana serta perlengkapan seni tari daerah. • Sebutkan tari daerah sesuai dengan iringannya. • Praktikan tari daerah sesuai dengan iringan didepan penonton. • Praktikan hasil kreasi tarian yang menirukan gerak binatang dan gerak sehari-hari. • Praktikan hasil kreasi tarian yang menirukan gerak binatang dan gerak sehari-hari dengan iringan musi yang ditentukan. 2. Performance/Pertunjukan • Pertunjukan tari daerah dan iringan musik daerah • Pertunjukan hasil kreasi tarian yang menirukan gerakan binatang dan gerakan sehari-hari. BAB 2 VISI DAN MISI 1. Visi SDN 1 MELATI Menjadi sekolah yang unggul dalam pelajaran Bahasa Indonesia sampai tahun 2025, sebagai wujud peran serta dalam pembangunan bangsa yang beriman dan taqwa terhadap tuhan yang maha esa. 2. Misi SDN 1 MELATI  Tersedianya sarana dan prasarana terutama pelajaran bahasa Indonesia.  Menggalakan kegiatan lomba piato, lomba, puisi dan mengarang.  Meningkatkan disiplin kegiatan belajar mengajar.  Memberikan rangsangan pada siswa untuk berprestasi.  Menumbuhkan minat siswa sesuai dengan kemampuan.  Terciptanya lingkungan sekolah yang nyaman dan asri. 3. Tujuan umum pendidikan dasar. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut, dengan ketentuan sebagai berikut. 1). Tujuan umum pendidikan SDN 1 MELATI  Siswa beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa dan berakhlak mulia.  Siswa sehat jasmani dan rohani.  Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenajng yang lebih tinggi.  Mengenal, dan mencintai bangsa, masyarakat dan kebudayaannya.  Siswa kreatif, terampil, dan bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara terus menerus. 2). Tujuan khusus pendidikan SDN 1 MELATI  Mampu menampilkan sopan santun dan berbudi pekerti sebagai cerminan akhlak mulia dan iman taqwa.  Nilai rapor kelas I sampai dengan kelas VI rata-rata mencapai 8,0;  Nilai hasil ujian bagi siwa kelas VI rata-rata mencapai 7,0;  Proporsi lulusan yang diterima di SMP negeri mencapai 75 %;  Olimpiade MIPA mampu menjadi 10 besar ditingkat kecamatan.  Festival kompetisi Mapel/kreatifitas mampu mencapai 10 besar tingkat Nasional;  Mampu menjadi 3 besar Lomba Dokter kecil dan Sekolah sehat.  Kegiatan keagamaan, kepramukaan dan sikap disiplin semakin meningkat. BAB 3 MUATAN SK/KD PER-MATA PELAJARAN Mata pelajaran kelas Semester I Semester II SK KD SK KD 1.Pend. Agama islam I 5 13 4 13 II 5 11 4 8 III 4 9 4 10 IV 5 13 5 12 V 5 13 5 11 VI 5 10 5 10 2.Pend.kewarganegaraan I 2 5 2 4 II 2 4 2 5 III 2 5 2 5 IV 2 5 2 5 V 2 5 2 5 VI 2 6 2 4 3.Bahasa indonesia I 4 14 4 10 II 4 9 4 8 III 4 10 4 8 IV 4 11 4 10 V 4 11 4 10 VI 4 10 4 9 4.Matematika I 3 10 3 10 II 2 8 2 6 III 2 8 3 8 IV 4 16 4 14 V 4 14 2 9 VI 4 11 3 12 5.Ilmu pengetahuan alam I 3 9 2 5 II 2 7 2 4 III 3 7 3 9 IV 6 17 5 14 V 4 11 3 11 VI 6 15 3 8 6.Ilmu pengetahuan sosial I 1 4 1 3 II 1 3 1 3 III 1 4 1 5 IV 1 6 1 4 V 1 5 1 4 VI 1 3 2 4 7. Seni budaya dan keterampilan I 6 17 6 16 II 7 17 7 18 III 7 16 7 19 IV 8 20 8 23 V 8 20 8 24 VI 8 21 8 19 8. Pend. Jasmani, olahraga dan Kesehatan I 4 11 7 16 II 5 12 6 14 III 5 11 7 17 IV 5 11 7 18 V 5 12 7 15 VI 5 14 7 19 Muatan lokal Kelas Semester I Semester II SK KD SK KD 1. Bahasa inggris I - - - - II - - - - III - - - - IV 4 9 4 11 V 4 10 4 10 VI 4 11 4 12 2. Bahasa sunda I 4 9 4 10 II 4 11 4 11 III 4 7 4 14 IV 5 8 4 13 V 5 9 4 11 VI 4 8 4 10 3. Anyaman I 1 1 1 1 II 1 1 1 1 III 1 1 1 1 IV 1 1 1 1 V 1 1 1 1 VI 1 1 1 1 Pengembangan diri Kelas Semester I Semester II SK KD SK KD 1. Pramuka I 1 1 2 2 II 1 1 2 2 III 1 1 2 2 IV 1 1 2 2 V 1 1 2 2 VI 1 1 2 2 2. Komputer I 1 1 1 1 II 1 1 1 1 III 1 1 1 1 IV 1 1 1 1 V 1 1 1 1 VI 1 1 1 1 3. Pend. Jasmani, olahraga dan kesehatan I 4 11 7 16 II 5 11 6 14 III 5 11 7 17 IV 5 11 7 18 V 5 11 7 15 VI 5 14 7 19 4. Dokter kecil I 1 2 1 2 II 1 2 1 2 III 1 2 1 2 IV 1 2 1 2 V 1 2 1 2 VI 1 2 1 2 BAB 4 SILABUS Mata pelajaran : Pendidikan seni tari Kelas : IV Semester : II (dua) Standar kompetensi : Mengapresiasi karya seni Kompetensi Dasar Materi ajar Indikator pencapaian kompetensi Penilaian Alokasi waktu Sumber dan bahan teknik Bentuk instrumen Contoh instrument 1. Mengidentifikasi gerak, busana dan perlengkapan tari Nusantara daerah lain. 2. menampilkan sikap apresiatif terhadap symbol dan keunikan gerak, busana, dan perlengkapan seni tari Nusantara daerah lain. 3. Menyiapkan tari Nusantara daerah lain sesuai dengan iringan di depan penonton. 4. Memeragakan tari Nusantara daerah lain sesuai dengan iringan di depan penonton. 5. Menirukan gerak binatang dan gerak sehari-hari kemudian memadukannya menjadi tarian.  Macam-macam gerak tari  Apresiasi terhadap tari tradisional daerah.  Kritik terhadap tari tradisional daerah.  Macam-macam tari daerah  Menarikan tari daerah.  Membuat kreasi gerakan tari dengan menirukan gerakan binatang dan gerakan sehari-hari.  Mengenal gerak, busana, dan perlengkapan tari daerah.  Memahami gerak, busana dan perlengkapan tari daerah.  Menyebutkan keunikan gerak, busana dan perlengkapan tari daerah dari bergbagai daerah.  Melakukan persiapan untuk memperagakan tari daerah.  Mengetahui salah satu gerakan tari daerah.  Mengenal alat music untuk mengiringi gerakan tari daerah.  Menunjukan gerakan tari daerah sesuai dengan iringan di depan penonton.  Mempertunjukan hasil kreasi gerakan tari yang menirukan gerak binatang dan gerak sehari-hari. tes tulis praktik Unjuk kerja Sebutkan gerak, busana dan perlengkapan tari daerah. Bagaimana sikap apresiatif terhadap symbol dan keunikan gerak, busana serta perlengkapan seni tari daerah. Sebutkan tari daerah sesuai dengan iringannya. Praktikan tari daerah sesuai dengan iringan didepan penonton. Praktikan hasil kreasi tarian yang menirukan gerak binatang dan gerak sehari-hari. Praktikan hasil kreasi tarian yang menirukan gerak binatang dan gerak sehari-hari dengan iringan musi yang ditentukan. 6 jam  buku kreasi seni dan kerajinan jilid 3, erlangga jakarta. ruang tari. iringan tari daerah. tape recorder atau alat music daerah. BAB 5 RENCANA PEMBELAJARAN Mata pelajaran : SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN Kelas / semester : IV / II (dua) Pertemuan ke : 12 Alokasi waktu : 4 x 35’ Standar kompetensi SENI TARI 13. mengapresiasi karya seni tari Indikator : • Mengenal gerak, busana, dan perlengkapan tari daerah. • Memahami gerak, busana, dan perlengkapan tari daerah. • Menyebutkan keunikan gerak, busana, dan perlengkapan tari dari berbagai daerah. I. Tujuan pembelajaran • Siswa dapat mengenal gerak, busana, dan perlengkapan tari daerah. • Siswa mapu memahami gerak, busana, dan perlengkapan tari daerah. • Siswa dapat menyebutkan keunikan gerak, busana, dan perlengkapan tari dari berbagai daerah. II. Materi ajar a. Tari Daerah III. Metode pembelajaran 1. Ceramah 2. Demonstrasi 3. Praktik 4. Pemberian tugas - Mengerjakan soal uji kompetensi 5. Tes tertulis dan lisan IV. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran • Kegiatan awal 1. Apersepsi 2. Salam pembuka 3. Mengabsen siswa 4. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan 5. Mengarahkan siswa untuk membuat kelompok 6. Memperlihatkan pertunjukan melalui VCD tari. • Kegiatan inti 1. Memberikan penjelasan materi kepada siswa 2. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya 3. Mengarahkan setiap kelompok mengidentifikasi hubungan elemen dalam salah satu tarian yang sudah ditonton. 4. Mendeskripsikan tari daerah melalui lisan. • Kegiatan akhir 1. Memeriksa tulisan setiap kelompok 2. Memberi tugas untuk membuat kliping tentang tarian daerah. V. sumber / alat/ bahan • Buku paket SBK • Saya ingin terampil dan kreatif, KTK SD kelas III • Standar isi 2006 • Gambar dan foto jenis tarian • VCD/DVD film documenter. VI. Penilaian • Aspek yang dinilai - Aspek afektif Komponen yang dinilai meliputi keberanian, kejujuran, kerja sama, keaktifan, kemampuan mengkomunikasikan hasil kegiatan, dan kepedulian pada lingkungan. Penilaian dilakukan saat siswa melakukan menonton/menyimak film documenter. - Aspek psikomotorik Komponen yang dinilai meliputi ketepatan memilih bahan, keterampilan menggunakan peralatan, dan menggunakan alat. Penilaian ini dilakukan saat siswa melakukan kegiatan praktik. - Aspek kognitif Komponen yang dinilai meliputi kemampuan menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru pada saat test lisan. • Bentuk penilaian a. Tes tulis; soal-soal uji kompetensi dalam bentuk uraian atau pilihan berganda dan lisan. b. Unjuk kerja; mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru secara kelompok c. Produk (hasil kerja); test praktik melakukan tarian daerah. Mata pelajaran : SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN Kelas/ semester : IV (empat) / II (dua) Pertemuan ke : 13-14 Alokasi waktu :4 x 35’ Standar kompetensi SENI TARI 14. Mengekspresikan Diri Melalui Karya Seni Tari Indikator : • Melakukan persiapan untuk memperagakan tarian daerah. • Mengetahui salah satu gerakan tari dari daerah. • Mengenal alat musik untuk mengiringi gerakan tari daerah. • Menunjukan gerakan tari daerah setempat sesuai dengan iringan didepan penonton. I. Tujuan pembelajaran • Siswa mampu melakukan persiapan untuk memperagakan tari daerah. • Siswa dapat mengetahui salah satu gerakan tari dari daerah. • Siswa dapat mengenal alat musik untuk mengiringi gerak tari daerah. • Siswa mampu menunjukan gerakan tari daerah setempat sesuai dengan iringan didepan penonton. II. Materi Ajar b. Tari Daerah dan iringan tari Daerah. III. Metode Pembelajaran 1. Demonstrasi 2. Pertunjukan 3. Pemberian tugas - Mengerjakan soal uji kompetensi - Melatih sebuah tarian Nusantara untuk setiap kelompok 4. Praktik IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran • Kegiatan Awal 1. Apersepsi 2. Salam pembuka 3. Mengabsen siswa 4. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan 5. Memperlihatkan pertunjukan tari daerah melalui VCD tari. • Kegiatan inti 1. Memberikan penjelasan materi kepada siswa 2. Setelah menonton pergelaran tari daerah siswa memilih salah satu daerah secara kelompok 3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 4. Memberikan contoh tari 5. Mengarahkan siswa untuk mengikuti secara bertahap dan berulang-ulang 6. Mengarahkan setiap kelompok berlatih 7. Menampilkan tarian daerah secara kelompok • Kegiatan akhir 1. Tugas berlatih tari secara kelompok. V. Smber/alat/bahan • Buku paket SBK • Saya ingin terampil dan kreatif, KTK SD kelas III • Standar isi 2006 • Gambar dan foto jenis tarian • VCD/DVD film dokumenter. VI. Penilaian • Aspek yang dinilai - Aspek afektif Komponen yang dinilai meliputi keberanian, kejujuran, kerja sama, keaktifan, kemampuan mengkomunikasikan hasil kegiatan, dan kepedulian pada lingkungan. Penilaian dilakukan saat siswa melakukan latihan menari. - Aspek psikomotorik Komponen yang dinilai meliputi ketepatan memilih bahan, keterampilan menggunakan peralatan, dan menggunakan alat. Penilaian ini dilakukan saat siswa melakukan kegiatan menari. - Aspek kognitif Komponen yang dinilai meliputi kemampuan mejawab pertanyaan yang dilontarkan guru pada saat test lisan. • Bentuk penilaian a. Test tulis; soal-soal uji kmpetensi dalam bentuk uraian atau pilihan berganda danlisan. b. Unjuk kerja; melakukan gerakan tari secara individu c. Produk (hasil kerja); test praktik melakukan tarian daerah. Mata pelajaran : SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN Kelas /semester : IV (Empat) / II (dua) Pertemuan ke : 15 Alokasi waktu : 4 x 35’ Standar kompetensi SENI TARI 15. Mengembangkan kreativitas anak dalam gerak tari Indikator • Mengembangkan gerakan dalam tarian • Menirukan gerakan binatang dan gerakan sehari-hari menjadi gerakan tarian I. Tujuan pembelajaran • Siswa mampu mengembangkan kreativitas dan inovasigerakan tari • Siswa mampu membuat gerakan tarian dengan gerakan sehari-hari dan binatang • Siswa mampu menunjukan hasil kreativitas gerakan yang dibuat II. Materi ajar • Membuat gerakan tari dengan menirukan gerakan binatang dan gerakan sehari-hari III. Metode pembelajaran 1. Demonstrasi 2. Praktik 3. Pemberian tugas - Membuat gerakan tari sendiri dengan menirukan gerakan binatang dan gerakan sehari-hari 4. Pertunjukan IV. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran • Kegiatan awal 1. Apersepsi 2. Salam pembuka 3. Mengabsen siswa 4. Mengetes pengetahuan siswa tentang materi tersebut dengan Tanya jawab • Kegiatan inti 1. Memberikan penjelasan materi kepada siswa 2. Memberikan contoh tarian 3. Setelah memperlihatkan contoh kreasi gerakan tari, siswa memilih kelompok dan membuat kreasi gerakan nya sendiri. 4. Mengarahkan setiap kelompok untuk berlatih 5. Menampilakn hasil kreasi gerakan setiap kelompok • Kegiatan akhir 1. Tugas berlatih secara kelompok V. Sumber/alat/bahan • Buku paket SBK • Saya ingin terampil dan kreatif, KTK SD kelas III • Standar isi 2006 • Gambar dan foto jenis tarian • VCD/DVD film dokumenter. VI. Penilaian • Aspek yang dinilai - Aspek afektif Komponen yang dinilai meliputi keberanian, kejujuran, kerja sama, keaktifan, kemampuan mengkomunikasikan hasil kegiatan, dan kepedulian pada lingkungan. Penilaian dilakukan saat siswa melakukan latihan menari. - Aspek psikomotorik Komponen yang dinilai meliputi ketepatan memilih bahan, keterampilan menggunakan peralatan, dan menggunakan alat. Penilaian ini dilakukan saat siswa melakukan kegiatan menari. - Aspek kognitif Komponen yang dinilai meliputi kemampuan mejawab pertanyaan yang dilontarkan guru pada saat test lisan. • Bentuk penilaian a. Test tulis; soal-soal uji kompetensi dalam bentuk uraian atau pilihan berganda dan lisan. b. Unjuk kerja; melakukan gerakan tari secara individu c. Produk (hasil kerja); test praktik melakukan tarian yang menirukan gerakan binatang dan gerakan sehari-hari.

FILSAFAT ILMU

FILSAFAT ILMU Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi. Filsafat ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi; cara menentukan validitas dari sebuah informasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri. Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat dan juga sebaliknya, perkembangan ilmu dapat memperkuat keberadaan filsafat. Filsafat telah berhasil merubah pola pikir bangsa Yunani dan umat manusia dari pandangan mitosentris menjadi logosentris. Awalnya bangsa Yunani dan bangsa lain di dunia beranggapan bahwa semua kejadian di alam ini dipengaruhi para dewa. Karena itu para dewa harus dihormati dan sekaligus ditakuti kemudian disembah. Dengan filsafat pola pikir yang selalu tergantung pada dewa diubah menjadi pola pikir yang bergantung pada rasio. Kejadian alam seperti gerhana tidak lagi dianggap sebagai kegiatan dewa yang tertidur, tetapi merupakan kejadian alam yang disebabkan oleh matahari, bulan, dan bumi pada garis yang sejajar, sehingga bayang-bayang bulan menimpa sebagian permukaan bumi. Menurut Lewis White Beck, filsafat ilmu bertujuan membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan nilai dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan. Pembahasan filsafat ilmu sangat penting karena akan mendorong manusia untuk lebih kreatif dan inovatif. Filsafat ilmu memberikan spirit bagi perkembangan dan kemajuan ilmu dan sekaligus nilai-nilai moral yang terkandung pada setiap ilmu baik pada tataran ontologis, epistemologis maupun aksiologi. Untuk itulah penulis mencoba memaparkan mengenai tujuan dan manfaat filsafat ilmu sehingga diharapkan para pembaca dapat memahami pentingnya filsafat ilmu dalam kehidupan umat man usia. A. Pengertian Filsafat Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yang juga diambil dari bahasa Yunani; philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata philia (= persahabatan, cinta dsb.) dan sophia (= “kebijaksanaan”). Sehingga arti lughowinya ( secara bahasa) adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”.Ada juga yang mengurainya dengan kata philare atau philo yang berarti cinta dalam arti yang luas yaitu “ingin” dan karena itu lalu berusaha untuk mencapai yang diinginkan itu. Kemudian dirangkai dengan kata Sophia artinya kebijakan, pandai dan pengertian yang mendalam. Dengan mengacu pada konsepsi ini maka dipahami bahwa filsafat dapat diartikan sebagai sebuah perwujudan dari keinginan untuk mencapai pandai dan cinta pada kebijakan. Berkaitan dengan konsep filsafat Harun Nasution tanpa keraguan memberikan satu penegasan bahwa filsafat dalam khazanah Islam menggunakan rujukan kata yakni falsafah. Istilah filsafat berasal dari bahasa Arab oleh karena orang Arab lebih dulu datang dan sekaligus mempengaruhi bahasa Indonesia dibanding dengan bahasa- bahasa lain ke tanah air Indonesia. Oleh karenanya konsistensi yang patut dibangun adalah penyebutan filsafat dengan kata falsafat. Pada sisi yang lain kajian filsafat dalam wacana muslim juga sering menggunakan kalimat padanan hikmah sehingga ilmu filsafat dipadankan dengan ilmu hikmah. Hikmah digunakan sebagai bentuk ungkapan untuk menyebut makna kearifan, kebijaksanaan. sehingga dalam berbagai literatur kitab-kitab klasik dikatakan bahwa orang yang ahli kearifan disebut Hukama’. Seringkali pula ketika dikaji dalam berbagai kitab-kitab pesantren muncul ungkapan-ungkapan dalam sebuah tema dengan konsep yang dalam bahasa arabnya misalnya kalimat ‘wa qala min ba’di al hukama….” dan juga sejajar dengan kata al-hakim yang mengandung arti bijaksana. Perkataan filsafat dalam bahasa Inggris digunakan istilah philosophy yang juga berarti filsafat yang lazim diterjemahkan sebagai cinta kearifan. Unsur pembentuk kata ini adalah kata philos dan sophos. Philos maknanya gemar atau cinta dan sophos artinya bijaksana atau arif (wise). Menurut pengertiannya yang semula dari zaman Yunani Kuno itu filsafat berarti cinta kearifan. Namun, cakupan pengertian sophia ternyata luas sekali,sophia tidak hanya berarti kearifan saja, melainkan meliputi pula kebenaran pertama, pengetahuan luas, kebajikan intelektual, pertimbangan sehat sampai kepandaian pengrajin dan bahkan kecerdikkan dalam memutuskan soal-soal praktis yang bertumpu pangkal pada konsep-konsep aktivitas –aktivitas awal yang disebut pseudoilmiah dalam kajian ilmu. Secara lughowi (bahasa) filsafat berarti cinta kebijaksanaan dan kebenaran. Maksud sebenarnya adalah pengetahuan tentang ada dari kenyataan-kenyataan yang paling umum dan kaidah-kaidah realitas serta hakekat manusia dalam segala aspek perilakunya seperti: logika, etika, estetika dan teori pengetahuan. Maka problem pengertian filsafat dalam hakekatnya memang merupakan problem falsafi yang kaya dengan banyak konsep dan pengertian. B. Hubungan Filsafat dengan Ilmu Meskipun secara historis antara ilmu dan filsafat pernah merupakan suatu kesatuan, namun dalam perkembangannya mengalami divergensi, dimana dominasi ilmu lebih kuat mempengaruhi pemikiran manusia, kondisi ini mendorong pada upaya untuk memposisikan keduanya secara tepat sesuai dengan batas wilayahnya masing-masing, bukan untuk mengisolasinya melainkan untuk lebih jernih melihat hubungan keduanya dalam konteks lebih memahami khazanah intelektual manusia. Harold H. Titus mengakui kesulitan untuk menyatakan secara tegas dan ringkas mengenai hubungan antara ilmu dan filsafat, karena terdapat persamaan sekaligus perbedaan antara ilmu dan filsafat, disamping dikalangan ilmuwan sendiri terdapat perbedaan pandangan dalam hal sifat dan keterbatasan ilmu, dimikian juga dikalangan filsuf terdapat perbedaan pandangan dalam memberikan makna dan tugas filsafat. Adapaun persamaan (lebih tepatnya persesuaian) antara ilmu dan filsafat adalah bahwa keduanya menggunakan berfikir reflektif dalam upaya menghadapi/memahami fakta-fakta dunia dan kehidupan, terhadap hal-hal tersebut baik filsafat maupun ilmu bersikap kritis, berpikiran terbuka serta sangat konsen pada kebenaran, Disamping perhatiannya pada pengetahuan yang terorganisir dan sistematis. Sementara itu perbedaan filsafat dengan ilmu lebih berkaitan dengan titik tekan, dimana ilmu mengkaji bidang yang terbatas, ilmu lebih bersifat analitis dan deskriptif dalam pendekatannya, ilmu menggunakan observasi, eksperimen dan klasifikasi data pengalaman indra serta berupaya untuk menemukan hukum-hukum atas gejala-gejala tersebut, sedangkan filsafat berupaya mengkaji pengalaman secara menyeluruh sehingga lebih bersifat inklusif dan mencakup hal-hal umum dalam berbagai bidang pengalaman manusia, filsafat lebih bersifat sintetis dan sinoptis dan kalaupun analitis maka analisanya memasuki dimensi kehidupan secara menyeluruh dan utuh, filsafat lebih tertarik pada pertanyaan kenapa dan bagaimana dalam mempertanyakan masalah hubungan antara fakta khusus dengan skema masalah yang lebih luas, filsafat juga mengkaji hubungan antara temuan-temuan ilmu dengan klaim agama, moral serta seni. Dengan memperhatikan ungkapan di atas nampak bahwa filsafat mempunyai batasan yang lebih luas dan menyeluruh ketimbang ilmu, ini berarti bahwa apa yang sudah tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat berupaya mencari jawabannya, bahkan ilmu itu sendiri bisa dipertanyakan atau dijadikan objek kajian filsafat (Filsafat Ilmu), namun demikian filsafat dan ilmu mempunyai kesamaan dalam menghadapi objek kajiannya yakni berfikir reflektif dan sistematis, meski dengan titik tekan pendekatan yang berbeda. Dengan demikian, Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan, filsafat mencoba mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh Ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif, sedangkan Agama merupakan jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya bersifat mutlak/dogmatis. Menurut Sidi Gazlba (1976), Pengetahuan ilmu lapangannya segala sesuatu yang dapat diteliti (riset dan/atau eksperimen) ; batasnya sampai kepada yang tidak atau belum dapat dilakukan penelitian. Pengetahuan filsafat : segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh budi (rasio) manusia yang alami (bersifat alam) dan nisbi; batasnya ialah batas alam namun demikian ia juga mencoba memikirkan sesuatu yang diluar alam, yang disebut oleh agama “Tuhan”. Sementara itu Oemar Amin Hoesin (1964) mengatakan bahwa ilmu memberikan kepada kita pengetahuan, dan filsafat memberikan hikmat. Dari sini nampak jelas bahwa ilmu dan filsafat mempunyai wilayah kajiannya sendiri-sendiri. Meskipun filsafat ilmu mempunyai substansinya yang khas, namun dia merupakan bidang pengetahuan campuran yang perkembangannya tergantung pada hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan ilmu, oleh karena itu pemahaman bidang filsafat dan pemahaman ilmu menjadi sangat penting, terutama hubungannya yang bersifat timbal balik, meski dalam perkembangannya filsafat ilmu itu telah menjadi disiplin yang tersendiri dan otonom dilihat dari objek kajian dan telaahannya. C. Definisi Filsafat Ilmu Rosenberg menulis “ Philosophy deals with two sets of questions: First, the questions that science – physical, biological, social, behavioral –. Second, the questions about why the sciences cannot answer the first lot of questions”. Dikatakan bahwa filsafat dibagi dalam dua buah pertanyaan utama, pertanyaan pertama adalah persoalan tentang ilmu (fisika,biologi, social dan budaya) dan yang kedua adalah persoalan tentang duduk perkara ilmu yang itu tidak terjawab pada persoalan yang pertama. Dari narasi ini ada dua buah konsep filsafat yang senantiasa dipertanyakan yakni tentang apa dan bagaimana. Apa itu ilmu dan bagaimana ilmu itu disusun dan dikembangkan. Ini hal sangat mendasar dalam kajian dan diskusi ilmiah dan ilmu pengetahuan pada umumnya.yang satu terjawab oleh filsafat dan yang kedua dijawab oleh kajian filsafat ilmu. Beberapa penjelasan mengenai filsafat tentang pengetahuan. Dipertanyakanlah hal-hal misalnya : Apa itu pengetahuan? Dari mana asalnya? Apa ada kepastian dalam pengetahuan, atau semua hanya hipotesis atau dugaan belaka? Teori pengetahuan menjadi inti diskusi, apa hakekat pengetahuan, apa unsur-unsur pembentuk pengetahuan, bagaimana menyusun dan mengelompokkan pengetahuan, apa batas-bataspengetahuan, dan juga apa saja yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan. Disinilah filsafat ilmu memfokuskan kajian dan telaahnya. Yakni pada sebuah kerangka konseptual yang menyangkut sebuah system pengetahuan yang di dalamnya terdapat hubungan relasional antara, pengetahu /yang mengetahui (the Knower) dan yang terketahui /yang diketahui (the known) dan juga antara pengamat (the observer) dengan yang diamati (the observed). Pengertian-pengertian tentang filsafat ilmu, telah banyak dijumpai dalam berbagai buku maupun karangan ilmiah. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan integrative yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu. Filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti perkembangan zaman dan keadaan. Pengetahuan lama menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru. Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam sejumlah literatur kajian Filsafat Ilmu.  Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.  Lewis White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan)  Cornelius Benjamin “That philosopic disipline which is the systematic study of the nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its place in the general scheme of intellectual discipines. (Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.)  Michael V. Berry “The study of the inner logic if scientific theories, and the relations between experiment and theory, i.e. of scientific methods”. (Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.)  May Brodbeck “Philosophy of science is the ethically and philosophically neutral analysis, description, and clarifications of science.” (Analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu.  Peter Caws “Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do for science what philosophy in general does for the whole of human experience. Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories about man and the universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other, it examines critically everything that may be offered as a ground for belief or action, including its own theories, with a view to the elimination of inconsistency and error. (Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan  Stephen R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of science attempts, first, to elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry observational procedures, patens of argument, methods of representation and calculation, metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the grounds of their validity from the points of view of formal logic, practical methodology and metaphysics”. (Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika).  Dari paparan pendapat para pakar dapat disimpulkan bahwa pengertian filsafat ilmu itu mengandung konsepsi dasar yang mencakup hal-hal sebagai berikut:  sikap kritis dan evaluatif terhadap kriteria-kriteria ilmiah  sikap sitematis berpangkal pada metode ilmiah  sikap analisis obyektif, etis dan falsafi atas landasan ilmiah  sikap konsisten dalam bangunan teori serta tindakan ilmiah  Selanjutnya John Losee dalam bukunya yang berjudul,A Historical Introduction to the Philosophy of Science, Fourth edition, mengungkapkan bahwa : The philosopher of science seeks answers to such questions as:  What characteristics distinguish scientific inquiry from other types of investigation?  What procedures should scientists follow in investigating nature?  What conditions must be satisfied for a scientific explanation to be correct?  What is the cognitive status of scientific laws and principles? Dari ungkapan tersebut terdapat sebuah konsep bahwa tugas dari pemikir filsafat ilmu itu untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan persoalan yang menyangkut: pertama, apa yang menjadi perbedaaan ilmiah karakteristik type masing – masing ilmu ntara satu ilmu dengan ilmu lainnya melalu penelitian. Kedua Prosedur apa yang harus dilakukan secara ilmiah dalam melakukan penelitian atas kenyataan yang terjadi di alam?, Ketiga apa yang mestinya dilakukan dalam mendapatkan penjelasan ilmiah untuk melakukan penelitian dan eksperimen itu ? Dan keempat apakah teori itu dapat diambil sebagai konsep dan prinsip-prinsip ilmiah?. Sehingga sketsa filsafat ilmu dapat di gambarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Level Disciplin Subject-matter 2 Philosophy of Science Analysis of the Procedures and Logic of Scientific Explanation 1 Science Explanation of Facts 0 Facts Dengan memperhatikan tabel diatas secara jelas ditampilkan bahwa filsafat ilmu menempati level ke-2 sedangkan ilmu (science) pada level pertama dan semuanya pada satu pangkal pokok yakni fakta (kenyataan) menjadi basis utama bangunan segala disiplin ilmu. Kalau ilmu itu menjelaskan Fakta sementara filsafat ilmu itu subyek materinya adalah menganalisa prosedur-prosedur logis dari ilmu (Analysis of the Procedures and Logic of Scientific Explanation). D. Lingkup Filsafat Ilmu Berdasarkan pendapat di atas kita memperoleh gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu, seperti : • Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis) • Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis) • Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ? (Landasan aksiologis). Sedangkan di dalam introduction-nya Stathis Psillos and martin Curd menjelaskan bahwa filsafat ilmu secara umum menjawab pertanyaan – pertanyaan yang meliputi : • Apa tujuan dari ilmu dan apa itu metode ? jelasnya apakah ilmu itu bagaimana membedakan ilmu dengan yang bukan ilmu (non science) dan juga pseudoscience? • Bagaimana teori ilmiah dan hubungannya dengan dunia secara luas ? bagaiman konsep teoritik itu dapat lebih bermakna dan bermanfaat kemudian dapat dihubungkan dengan penelitian dan observasi ilmiah? • Apa saja yang membangun struktur teori dan konsep-konsep seperti misalnya causation(sebab-akibat dan illat), eksplanasi (penjelasan), konfirmasi, teori, eksperimen, model, reduksi dan sejumlah probabilitas-probalitasnya?. • Apa saja aturan – aturan dalam pengembangan ilmu? Apa fungsi eksperimen ? apakah ada kegunaan dan memiliki nilai (yang mencakup kegunaan epistemic atau pragmatis) dalam kebijakan dan bagaimana semua itu dihubungkan dengan kehidupan social, budaya dan factor-faktor gender? Dari paparan ini dipertegas bahwa filsafat ilmu itu memiliki lingkup pembahasan yang meliputi: cakupan pembahasan landasan ontologis ilmu, pembahasan mengenai landasan epistemologi ilmu, dan pembahasan mengenai landasan aksiologis dari sebuah ilmu. E. Obyek Material dan Obyek Formal Filsafat Ilmu Ilmu filsafat memiliki obyek material dan obyek formal. Obyek material adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan. Objek material adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat illmu adalah pengetahuan itu sendiri, yakni pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya secara umum.Obyek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas obyek material, yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan. Jika cara pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka dihasilkanlah sistem filsafat ilmu. Filsafat berangkat dari pengalaman konkret manusia dalam dunianya. Pengalaman manusia yang sungguh kaya dengan segala sesuatu yang tersirat ingin dinyatakan secara tersurat. Dalam proses itu intuisi (merupakan hal yang ada dalam setiap pengalaman) menjadi basis bagi proses abstraksi, sehingga yang tersirat dapat diungkapkan menjadi tersurat. Dalam filsafat, ada filsafat pengetahuan. "Segala manusia ingin mengetahui", itu kalimat pertama Aristoteles dalam Metaphysica. Obyek materialnya adalah gejala "manusia tahu". Tugas filsafat ini adalah menyoroti gejala itu berdasarkan sebab-musabab pertamanya. Filsafat menggali "kebenaran" (versus "kepalsuan"), "kepastian" (versus "ketidakpastian"), "obyektivitas" (versus "subyektivitas"), "abstraksi", "intuisi", dari mana asal pengetahuan dan kemana arah pengetahuan. Pada gilirannya gejala ilmu-ilmu pengetahuan menjadi obyek material juga, dan kegiatan berfikir itu (sejauh dilakukan menurut sebab-musabab pertama) menghasilkan filsafat ilmu pengetahuan. Kekhususan gejala ilmu pengetahuan terhadap gejala pengetahuan dicermati dengan teliti. Kekhususan itu terletak dalam cara kerja atau metode yang terdapat dalam ilmu-ilmu pengetahuan. Jadi, dapat dikatakan bahwa Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Yang menyangkut asal usul, struktur, metode, dan validitas ilmu. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia. F. Problema Filsafat Ilmu Problem filsafat Ilmu dibicarakan sejajar dengan diskusi yang berkaitan dengan landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis. Untuk Telaah tentang problema substansi Filsafat Ilmu, yaitu substansi yang berkenaan dengan: (1) fakta atau kenyataan, (2) kebenaran (truth), (3) konfirmasi dan (4) logika inferensi. Permasalahan atau problema filsafat ilmu mancakup ; pertama Problem ontologi ilmu; perkembangan dan kebenaran ilmu sesungguhnya bertumpu pada landasan ontologis (‘apa yang terjadi’ - eksistensi suatu entitas) Kedua, Problem epistemologi; adalah bahasan tentang asal muasal, sifat alami, batasan (konsep), asumsi, landasan berfikir, validitas, reliabilitas sampai soal kebenaran (bagaimana ilmu diturunkan - metoda untuk menghasilkan kebenaran) Ketiga, Problem aksiologi; implikasi etis, aspek estetis, pemaparan serta penafsiran mengenai peranan (manfaat) ilmu dalam peradaban manusia. Ketiganya digunakan sebagai landasan penelaahan ilmu. G. Tujuan Filsafat Ilmu Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis dan cermat terhadap kegiatan ilmiah. Maksudnya seorang ilmuwan harus memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendiri, sehingga dapat menghindarkan diri dari sikap solipsistik, menganggap bahwa hanya pendapatnya yang paling benar. Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuan. Sebab kecenderungan yang terjadi di kalangan ilmuwan modern adalah menerapkan suatu metode ilmiah tanpa memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang diperlukan disini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai atau cocok dengan struktur ilmu pengetahuan, bukan sebaliknya. Metode hanya saran berpikir, bukan merupakan hakikat ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum. Semakin luas penerimaan dan penggunaan metode ilmiah, maka semakin valid metode tersebut. Pembahasan mengenai hal ini dibicarakan dalam metodologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang cara-cara untuk memperoleh kebenaran. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita bisa memahami, sumber, hakekat, dan tujuan ilmu. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu di berbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secra historis. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non ilmiah. Mendorong pada calon ilmuwan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya. Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan. Memahami dampak kegiatan ilmiah (penelitian) yang berupa teknologi ilmu (misalnya alat yang digunakan oleh bidang medis, teknik, komputer) dengan masyarakat yaitu berupa tanggung jawab dan implikasi etis. Contoh dampak tersebut misalnya masalah euthanasia dalam dunia kedokteran masih sangat dilematis dan problematik, penjebolan terhadap sistem sekuriti komputer, pemalsuan terhadap hak atas kekayaaan intelektual (HAKI) , plagiarisme dalam karya ilmiah. H. Manfaat Filsafat Ilmu Adapun manfaat dari mempelajari filsafat ilmu, yaitu : a. Menyadarkan seorang ilmuwan agar tidak terjebak ke dalam pola pikir “menara gading”yakni hanya berpikir murni dalam bidangnya tanpa mengaitkannya dengan kenyataan yang ada di luar dirinya. Padahal setiap aktivitas keilmuwan nyarisnyaris tidak dapat dilepaskan dalam konteks kehidupan sosial kemasyarakatan. Jadi filsafat ilmu diperlukan kehadirannya di tengah perkembangan IPTEK yang ditandai semakin menajamnya spesialisasi ilmu pengetahuan. Sebab dengan mempelajari filsafat ilmumaka para ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap ke dalam sikap arogansi intelektual. Hal yang diperlukan adalah sikap keterbukaan diri di kalangan ilmuwan sehingga mereka dapat saling menyapa dan mengarahkan seluruh potensi keilmuan yang dimilikinya untuk kepentingan umat manusia. b. Mengembangkan ilmu, teknologi dan perindustrian dalam batasan nilai ontologis. Melalui paradigma ontologism diharapkan dapat mendorong pertumbuhan wawasan spiritual keilmuan yang mampu mengatasi bahaya sekularisme segala ilmu. c. Mengembangkan ilmu, teknologi dan pertindustrian dalam batasan nilai epistemologis. Melalaui paradigma epistemologis diharapkan akan mendorong pertumbuhan wawasan intelektual keilmuan yang mampu membentuk sikap ilmiah. d. Mengembangkan ilmu, teknologi dan perindustrian dalam batasan akiologi. Melalui paradigma aksiologis diharapkan dapat menumbuhkembangkan nilai-nilai etis, serta mendorong perilaku adil dan membentuk moral tanggung jawab. Segala macam ilmu dan teknologi dipertanggung jawabkan bukan unntuk kepentingan manusia, namun juga untuk kepentingan obyek semua sebagai sumber kehidupan. e. Menambah pandangan dan cakrawala yang lebih luas agar tidak berpikir dan bersikap sempit dan tertutup. f. Menjadikan diri bersifat dinamis dan terbuka dalam menghadapi berbagai problem. g. Menyadari akan kedudukan manusia baik sebagai pribadimaupun dalam hubungannya dengan orang lain, alam sekitar,dan Tuhan YME. h. Filsafat ilmu bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik i. Filsafat ilmu bermanfaat untuk membangun diri kita sendiri dengan berpikir secara radikal (berpikir sampai ke akar-akarnya), kita mengalami dan menyadari keberadaan kita. j. Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang dan memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang hidup secara dangkal saja, tidak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat pemecahannya. k. Filsafat ilmu memberikan pandangan yang luas, sehingga dapat membendung egoisme dan ego-sentrisme (dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan kepentingan dan kesenangan diri sendiri). l. Filsafat ilmu mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis, hingga kita tidak hanya ikut-ikutan saja, mengikuti pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran. m. Filsafat ilmu memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya. n. Filsafat ilmu bermanfaat sebagai pembebas. Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai mitos dan mite, melainkan juga merenggut manusia keluar dari penjara itu. Filsafat ilmu membebaskan manusia dari belenggu cara berpikir yang mistis dan dogma. o. Filsafat ilmu membantu agar seseorang mampu membedakan persoalan yang ilmiah dengan yang tidak ilmiah. p. Filsafat ilmu memberikan landasan historis-filosofis bagi setiap kajian disiplin ilmu yang ditekuni. q. Filsafat ilmu memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap disiplin ilmu. r. Filsafat ilmu memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif dan penelitian penalaran supaya manusia dapat menyerasikan antara logika, rasio, pengalaman, dan agama dalam usaha mereka dalam pemenuhan kebutuhannya untuk mencapai hidup yang sejahtera. s. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum. t. Menghindarkan diri dari memutlakan kebenaran ilmiah, dan menganggap bahwa ilmu sebagai satu-satunya cara memperoleh kebenaran u. Menghidarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni tidak menghargai sudut pandang lain di luar bidang ilmunya. I. Pentingnya Belajar Filsafat Ilmu Bagi Mahasiswa Belajar filsafat ilmu bagi mahasiswa sangat penting, karena beberapa manfaat yang dapat dirasakan, antara lain : a. Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam sikap ilmiahnya. Mahasiswa sebagai insan kampus diharapkan untuk untuk berpikir kritis terhadap berbagai macam teori yang dipelajarinya di ruang kuliah maupun dari sumber-sumber lainnya. b. Mempelajari filsafat ilmu mendatangkan kegunaan bagi para mahasiswa sebagai calon ilmuwan untuk mendalami metode ilmiah dan untuk melakukan penelitian ilmiah. Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh mengenai ilmu dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut sebagai landasan dalam proses pembelajaran dan penelitian ilmiah. c. Mempelajari filsafat ilmu memiliki manfaat praktis. Setelah mahasiswa lulus dan bekerja, mereka pasti berhadapan denagn berbagai masalah dalam pekerjaannya. Untuk memecahkan masalah diperlukan kemempuan berpikir kritis dalam menganalisis berbagai hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Dalam konteks inilah pengalaman mempelajari filsafat ilmu diterapkan. d. Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional dalam Opini & argumentasi yang dikemukakan. e. Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas). Karena para ahli filsafat tidak pernah memiliki satu pendapat, baik dalam isi, perumusan permasalahan maupun penyusunan jawabannya. f. Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah. Kesimpulan  Pengertian Filsafat Filsafat berarti cinta kebijaksanaan dan kebenaran  Hubungan Filsafat dengan Ilmu Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan, filsafat mencoba mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif,  Definisi Filsafat Ilmu Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan integratif yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.  Objek filsafat ilmu a. Objek material filsafat ilmu adalah ilmu dengan segala gejalanya manusia untuk tahu. b. Objek formal filsafat ilmu adalah ilmu atas dasar tinjauan filosofis, yaitu secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis dengan berbagai gejala dan upaya pendekatannya. c. Lingkup dan problema substansi filsafat ilmu d. Cakupannya pembahasan tentang problema substansi landasan ontologis ilmu, epistemologi ilmu, dan pembahasan mengenai landasan aksiologis dari sebuah ilmu. e. Tujuan Filsafat Ilmu f. Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis dan cermat terhadap kegiatan ilmiah. Maksudnya seorang ilmuwan harus memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendiri, sehingga dapat menghindarkan diri dari sikap solipsistik, menganggap bahwa hanya pendapatnya yang paling benar. g. Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuan. Sebab kecenderungan yang terjadi di kalangan ilmuwan modern adalah menerapkan suatu metode ilmiah tanpa memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang diperlukan disini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai atau cocok dengan struktur ilmu pengetahuan, bukan sebaliknya. Metode hanya saran berpikir, bukan merupakan hakikat ilmu pengetahuan. h. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum. Semakin luas penerimaan dan penggunaan metode ilmiah, maka semakin valid metode tersebut. Pembahasan mengenai hal ini dibicarakan dalam metodologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang cara-cara untuk memperoleh kebenaran. i. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita bisa memahami, sumber, hakekat, dan tujuan ilmu. j. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu di berbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secra historis. k. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non ilmiah. l. Mendorong pada calon ilmuwan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami lmu dan mengembangkannya. m. Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan. n. Memahami dampak kegiatan ilmiah (penelitian) yang berupa teknologi ilmu (misalnya alat yang digunakan oleh bidang medis, teknik, komputer) dengan masyarakat yaitu berupa tanggung jawab dan implikasi etis. Contoh dampak tersebut misalnya masalah euthanasia dalam dunia kedokteran masih sangat dilematis dan problematik, penjebolan terhadap sistem sekuriti komputer, pemalsuan terhadap hak atas kekayaaan intelektual (HAKI) , plagiarisme dalam karya ilmiah.  Manfaat Filsafat Ilmu a. Menyadarkan seorang ilmuwan agar tidak terjebak ke dalam pola pikir “menara gading”yakni hanya berpikir murni dalam bidangnya tanpa mengaitkannya dengan kenyataan yang ada di luar dirinya. Padahal setiap aktivitas keilmuwan nyarisnyaris tidak dapat dilepaskan dalam konteks kehidupan sosial kemasyarakatan. Jadi filsafat ilmu diperlukan kehadirannya di tengah perkembangan IPTEK yang ditandai semakin menajamnya spesialisasi ilmu pengetahuan. Sebab dengan mempelajari filsafat ilmumaka para ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap ke dalam sikap arogansi intelektual. Hal yang diperlukan adalah sikap keterbukaan diri di kalangan ilmuwan sehingga mereka dapat saling menyapa dan mengarahkan seluruh potensi keilmuan yang dimilikinya untuk kepentingan umat manusia. b. Mengembangkan ilmu, teknologi dan perindustrian dalam batasan nilai ontologis. Melalui paradigma ontologism diharapkan dapat mendorong pertumbuhan wawasan spiritual keilmuan yang mampu mengatasi bahaya sekularisme segala ilmu. c. Mengembangkan ilmu, teknologi dan pertindustrian dalam batasan nilai epistemologis. Melalaui paradigma epistemologis diharapkan akan mendorong pertumbuhan wawasan intelektual keilmuan yang mampu membentuk sikap ilmiah. d. Mengembangkan ilmu, teknologi dan perindustrian dalam batasan akiologi. Melalui paradigma aksiologis diharapkan dapat menumbuhkembangkan nilai-nilai etis, serta mendorong perilaku adil dan membentuk moral tanggung jawab. Segala macam ilmu dan teknologi dipertanggung jawabkan bukan unntuk kepentingan manusia, namun juga untuk kepentingan obyek semua sebagai sumber kehidupan. e. Menambah pandangan dan cakrawala yang lebih luas agar tidak berpikir dan bersikap sempit dan tertutup. f. Menjadikan diri bersifat dinamis dan terbuka dalam menghadapi berbagai problem. g. Menyadari akan kedudukan manusia baik sebagai pribadimaupun dalam hubungannya dengan orang lain, alam sekitar,dan Tuhan YME. h. Filsafat ilmu bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik i. Filsafat ilmu bermanfaat untuk membangun diri kita sendiri dengan berpikir secara radikal (berpikir sampai ke akar-akarnya), kita mengalami dan menyadari keberadaan kita. j. Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang dan memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang hidup secara dangkal saja, tidak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat pemecahannya. k. Filsafat ilmu memberikan pandangan yang luas, sehingga dapat membendung egoisme dan ego-sentrisme (dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan kepentingan dan kesenangan diri sendiri). l. Filsafat ilmu mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis, hingga kita tidak hanya ikut-ikutan saja, mengikuti pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran. m. Filsafat ilmu memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya. n. Filsafat ilmu bermanfaat sebagai pembebas. Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai mitos dan mite, melainkan juga merenggut manusia keluar dari penjara itu. Filsafat ilmu membebaskan manusia dari belenggu cara berpikir yang mistis dan dogma. o. Filsafat ilmu membantu agar seseorang mampu membedakan persoalan yang ilmiah dengan yang tidak ilmiah. p. Filsafat ilmu memberikan landasan historis-filosofis bagi setiap kajian disiplin ilmu yang ditekuni. q. Filsafat ilmu memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap disiplin ilmu. r. Filsafat ilmu memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif dan penelitian penalaran supaya manusia dapat menyerasikan antara logika, rasio, pengalaman, dan agama dalam usaha mereka dalam pemenuhan kebutuhannya untuk mencapai hidup yang sejahtera. s. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum. t. Menghindarkan diri dari memutlakan kebenaran ilmiah, dan menganggap bahwa ilmu sebagai satu-satunya cara memperoleh kebenaran u. Menghidarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni tidak menghargai sudut pandang lain di luar bidang ilmunya. v. Pentingnya Belajar Filsafat Ilmu Bagi Mahasiswa w. Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam sikap ilmiahnya. Mahasiswa sebagai insan kampus diharapkan untuk untuk berpikir kritis terhadap berbagai macam teori yang dipelajarinya di ruang kuliah maupun dari sumber-sumber lainnya. x. Mempelajari filsafat ilmu mendatangkan kegunaan bagi para mahasiswa sebagai calon ilmuwan untuk mendalami metode ilmiah dan untuk melakukan penelitian ilmiah. Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh mengenai ilmu dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut sebagai landasan dalam proses pembelajaran dan penelitian ilmiah. y. Mempelajari filsafat ilmu memiliki manfaat praktis. Setelah mahasiswa lulus dan bekerja, mereka pasti berhadapan denagn berbagai masalah dalam pekerjaannya. Untuk memecahkan masalah diperlukan kemempuan berpikir kritis dalam menganalisis berbagai hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Dalam konteks inilah pengalaman mempelajari filsafat ilmu diterapkan. z. Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional dalam opini & argumentasi yang dikemukakan. aa. Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas). Karena para ahli filsafat tidak pernah memiliki satu pendapat, baik dalam isi, perumusan permasalahan maupun penyusunan jawabannya. bb. Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah. SUMBER : https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_ilmu http://wilyhikaru22.blogspot.co.id/2014/07/jurnal-ilmiah-tujuan-dan-manfaat.html

APA ITU GERAK ?

APA ITU GERAK ? Gerak adalah suatu perubahan tempat kedudukan pada suatu benda dari tempat awal. Sebuah benda dikatakan bergerak jika benda itu berpindah kedudukan terhadap benda lainnya baikperubahan kedudukan yang menjauhi maupun yang mendekati. Roda sepeda dapat bergerak dengan mudah. Saat pedal dikayuh, roda sepeda bergerak dengan cepat. Sekarang, doronglah meja belajarmu. Bandingkan dengan gerakan roda sepeda ! Tentu saja roda sepeda lebih mudah bergerak. Benda mudah bergerak karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi gerak benda. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Gerak Benda Gerak suatu benda dipengaruhi oleh faktor-faktor bentuk benda, ukuran benda, dan permukaan benda. a. Bentuk Benda Bentuk benda bermacam-macam. Ada benda yang berbentuk lingkaran, kotak, dan segitiga. Bentuk suatu benda dapat memengaruhi gerakannya. Misalnya, roda sepeda mudah bergerak. Roda berbentuk lingkaran. Benda yang berbentuk lingkaran mudah bergerak. Demikian juga dengan bola. Bola berbentuk bulat sehingga mudah menggelinding. Jadi, benda yang berbentuk bulat atau lingkaran mudah bergerak daripada benda yang berbentuk kotak atau segitiga. b. Ukuran Benda Benda ada yang berukuran besar atau kecil. Ukuran suatu benda dapat memengaruhi gerakannya. Bola sepak berukuran lebih besar daripada bola pingpong. Bola pingpong lebih kecil daripada bola sepak. Bola pingpong juga lebih ringan daripada bola sepak. Jadi, benda yang berukuran kecil dan ringan lebih mudah bergerak atau digerakkan daripada benda berukuran besar dan berat. c. Permukaan Benda Permukaan benda ada yang kasar dan yang halus. Jenis permukaan suatu benda dapat memengaruhi gerak benda tersebut. Benda yang permukaannya halus lebih mudah bergerak daripada benda yang permukaannya kasar. Karena benda yang permukaanya kasar gaya geseknya lebih besar daripada benda yang permukaannya lebih halus. Bentuk permukaan benda mempengaruhi gerakan benda. Semakin kasar permukaan benda, semakin sulit benda itu menggelinding, begitu pula sebaliknya. Gesekan yang besar antara benda dengan permukaan akan menyebabkan gerak benda lebih lambat. Contoh adalah sepeda di jalan yang beraspal lebih mudah bergerak dibanding dijalan yang berbatu. Benda yang permukaannya lebih luas akan jatuh lebih lambat dibanding benda yang permukaannya sempit. Kecepatan jatuh benda dapat berbeda walaupun terbuat dari bahan yang sama dan bobot yang sama pula. Hal ini terjadi karena luas permukaan benda yang bergesekan dengan udara berbeda.

NILAI-NILAI PANCASILA TERNYATA SUDAH ADA PADA BANGSA INDONESIA SEJAK DULU

NILAI-NILAI PANCASILA TERNYATA SUDAH ADA PADA BANGSA INDONESIA SEJAK DULU Pancasila sebagai dasar Negara republic Indonesia sebelum disyahkan pada tanggal 18 agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan Negara, yang berupa niai-nilai tersebut telah ada dan merekat serta teramalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagi pandangan hidup sehingga materi pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sebagai kausa materialis pancasila. Nilai-nilai tersebut kemudian dingkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri Negara untuk dijadikan dasar filsafat Negara Indonesia. Proses perumusan materi pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam siding BPUPKI pertama, siding panitia ‘’9’’, siding BPUPKI kedua, serta akhirnya disyahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat Negara republik Indonesia. Berdasarkan kenyataan tersebut maka untuk memahami pancasila secara lengkap dan utuh terutama dalam kaitannya dengan jati diri bangsa Indonesia, mutlak diperlukan pemahaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk membentuk suatu Negara yang berdasarkan suatu asas hidup bersama demi kesejahteraan hidup bersama, yaitu Negara yang brdasarkan pancasila. Selain itu secara epistemologis sekaligus sebagai pertanggung jawaban ilmiah, bahwa pancasila selain sebagai dasar Negara Indonesia juga sebagai pegangan hidup bangsa, jiwa dan kepribadian bangsa serta sebagai perjanjian luruh bangsa Indonesia pada waktu mendirikan Negara. Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam pancasila yaitu : ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan, dalam kenyataan nya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala kemudian timbulnya suatu proses sejarah yang cukup panjang yanitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke IV, ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai Nampak pada abad ke VII ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya dibawah wangsa syailendra di Palembang, kemudian kerajaan Airlangga dan majapahit di jawa timur serta kerajaan-kerajaan lainnya. Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada sumpah pemuda pada tahun 1928. Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mendirikan Negara tercapai dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945. B. ZAMAN KUTAI Pada tahun 400 M Indonesia memasuki zaman sejarah, dengan ditemukannya prasasti yang berupa 7 yupa (tiang batu). Berdasarkan prasasti tersebut dapat diketahui bahwa raja Mulawarman keturunan dari raja Asmawarman keturunan dari kudungga. Menurut prasasti tersebut raja Mulawarman mengadakan kenduri dan memberi sedekah kepada para Brahmana. Dan para Brahmana membangun yupa itu sebagai tanda terima kasih kepada raja yang dermawan (Bambang Sumadio, dkk.,1977 : 33-32). Masyarakat kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini menampilkan nilai-nilai sosial politik, dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada para Brahmana. Bentuk kerajaan dengan agama sebagai pengikat kewibawaan raja ini tampak dalam kerajaan-kerajaan yang muncul kemudian di jawa dan Sumatra. Dalam zaman kuno ada 2 kerajaan yang telah mencapai integrasi dengan wilayah yang hamper meliputi hampir separuh dari wilayah Indonesia sekarang yaitu kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan kerajaan Majapahit yang berpusat di jawa. C. ZAMAN SRIWIJAYA Kerajaan sriwijaya muncul pada abad ke-7 dibawah kekuasaan wangsa Syailendra. Pusatnya terletak disekitar kota Palembang sekarang. Hal ini termuat dalam prasasti kedukan bukit di kaki bukit Siguntang dekat Palembang, yang ditulis dengan huruf pallawa dalam bahasa melayu kuno yang bertarikh 605 Caka atau 683 M. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang makmur, dan terkenal di Asia serta besar pengaruhnya di Asia Tenggara. Pelayaran dan perdagangan ramai. Kapal-kapal asing yang berlayar antara india dan cina singgah pula di Bandar Sriwijaya. Sriwijaya juga merupakan kunci-kunci lalu lintas laut disebelah barat, dikuasainya seperti selat sunda (686), kemudian selat malaka (775). Pada zaman itu kerajaan Sriwijaya merupakan suatu kerajaan besar yang cukup disegani diwilayah asia selatan. Perdagangan dilakukan dengan mempersatukan pedagang pengrajin dan pegawai raja yang disebut Tuha An Vatakvurah sebagai pengawas dan pengumpul semacam koperasi sehingga rakyat mudah untuk memasarkan barang dagangannya (Keneth R. Hall, 1976 :75-77). Demikian pula dengan system pemerintahannya terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda kerajaan, rokhaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan gedung-gedung dan patung-patung suci sehingga pada saat itu kerajaan dalam menjalankan system negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai ketuhanan (Suwarno, 1993, 19). Sriwijaya pun merupakan pusat agama Budha, agama dan kebudayaan nya dikembangkan dengan mendirikan universitas Budha, yang sangat terkenal di Negara lain di Asia. Pendeta dari Tibet dan Cina juga datang ke Sriwijaya untuk mempelajari agama Budha, tidak hanya itu banyak juga musyafir dari Negara lain misalnya dari cina terlebih dahulu belajar tentang agama Budha dan bahasa sansekerta sebelum melanjutkan studinya ke india. Dan yang lebih menarik lagi banyak guru-guru besar tamu dari india yang mengajar di Sriwijaya salah satunya adalah Dharmakitri. Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam suatu Negara telah tercermin pada kerajaan Sriwijaya yang berbunyi ‘marvuat vanua Criwijaya siddhayatra, subhiksa’ yang artinya suatu cita-cita Negara yang adil dan makmur (Sulaiman, tanpa tahun : 53).

APA SIH BEDANYA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KETERAMPILAN INTELEKTUAL ?

APA SIH BEDANYA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KETERAMPILAN INTELEKTUAL ? Keterampilan sosial adalah kemampuan seseorang untuk berani berbicara, mengungkapkan perasaan dan permasalahan sekaligus mencari jawaban dan solusinya, memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap segala hal, penuh pertimbangan sebelum melakukan sesuatu dan mampu menolak pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungannya. Keterampilan ini harus dimiliki oleh remaja terutama dalam fase perkembangan masa remaja madya dan remaja akhir agar mereka bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari terutama dalam lingkungannya, keterampilan ini meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, mengargai diri sendiri dan orang lain, memberi atau menerima kritik, mendengarkan pendapat dan keluhan orang lain serta bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku. Keterampilan intelektual adalah kemampuan menggunakan pengetahuan dalam memecahkan masalah. Bedanya keterampilan sosial dengan keterampilan intelektual adalah apabila keterampilan sosial lebih mengedepankan komunikasi, sedangkan keterampilan intelektual lebih cenderung kepada kemampuan dalam pengetahuan, pemikiran dan penalaran dalam pemecahan masalah Contoh keterampilan sosial adalah : • Simpati, dengan memiliki sikap simpati seseorang bisa mengerti perasaan orang lain, memiliki kepekaan sosial yang tinggi, tidak bersikap semena-mena kepada orang lain, semua sikap ini dibutuhkan untuk menjalin hubungan dengan orang lain • Empati, dengan memiliki sikap empati seseorang dapat mengerti dan merasakan emosi orang lain dan mampu untuk mengerti dan membayangkan jika dirinya berada pada posisi tersebut. Keterampilan ini di butuhkan untuk menumbuhkan rasa saling menghargai, menghindari dari kesalah pahaman dan melatih kepedulian dan kepekaan sosial. • Kenali diri, sikap ini merupakan kecerdasan diri dalam mengenal siapa dirinya untuk menjalin hubungan sosial yang baik dengan orang lain. Sikap ini bukan hanya mengenal identitas saja seperti ; siapa namanya, orang tuanya, tempat tinggalnya dan jenis kelaminnya, tetapi juga mencakup apa kesukaannya, apa harapan dan keinginannya serta bagaimana perilaku dirinya dalam menghadapi lingkungan. • Bersaing, sikap ini membantu anak untuk mengetahuan kelebihan dan kelemahan dirinya, untuk siap menghadapi tantangan, kemenangan ataupun kekalahan yang akan ditemuinya dikehidupan sosial. • Menolong, sikap berhubungan dengan sikap empati dan simpati, sikap ini menumbuhkan rasa kepedulian untuk menolong orang lain dan kepedulian sosial agar bisa diterima di kelompok pertemanan dan kehidupan sosial manapun yang lebih luas.

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK Lingkungan Lingkungan adalah tempat atau wilayah dimana makhluk hidup tinggal dan berinteraksi. Lingkungan merupakan faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan anak, karena lingkungan mampu memberikan pengaruh positif maupun negatif pada pribadi anak. Lingkungan sendiri dapat dibagi menjadi 3 : 1) Lingkungan keluarga Keluarga adalah lingkungan pertama yang bisa menentukan pribadi anak didik, karena seorang anak pertama kali mengenal lingkungan keluarga dalam hidupnya. 2) Lingkungan bermain Lingkungan bermain merupakan lingkungan kedua setelah keluarga, karena salah satu cara berinteraksi anak adalah dengan bermain dengan teman sebayanya. 3) Lingkungan sekolah Lingkungan sekolah juga merupakan lingkungan kedua setelah keluarga sama seperti lingkungan bermain, karena disinilah anak dibentuk untuk menjadi manusia yang berpengetahuan agar mempunyai masa depan yang cerah. Perkembangan Perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif artinya perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, apabila terjadi hambatan pada perkembangan terdahulu maka perkembangan selanjutnya cenderung akan mendapat hambatan (Jamaris, 2006:19 Sujiono, 2010:20). Anak usia dini berada dalam masa keemasan, pada masa ini anak sensitif sehingga anak pada usia ini mudah untuk terpengaruh oleh lingkungannya. Dan pada masa keemasan inilah anak mulai peka menerima masukan dan pendidikan dari lingkungannya baik sengaja maupun tidak sengaja. Berdasarkan teori perkembangan anak, seorang anak terlahir dengan banyak bakat maka dari itu sebagai orang dewasa dan pendidik haruslah memberikan pendidikan sesuai dengan perkembangan nya dengan cara memperhatikan lingkungan bermainnya. Bukan hanya itu orang tua maupun guru haruslah juga memberikan peluang kepada anak untuk berkreasi, berekspresi, dan menggali potensi-potensi yang tersembunyi yang ada pada dirinya, karena pada dasarnya anak adalah individu yang membangun sendiri pengetahuannya artinya tidaklah mudah bagi guru sebagai pendidik untuk memberikan pengetahuan begitu saja karena anak mempunyai segudang potensi yang harus dikembangkan dan diperkuat oleh lingkungan yang mendukung perkembangannya, karena lingkungan sangat berperan besar dalam perkembangan anak. Sumanto (2014:3) mengungkapkan bahwa ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi perkembangan: a. Menurut Lois Hoffman cs, perkembangan adalah proses yang terjadi dalam diri individu sepanjang tentang kehidupan. b. Lerner juga berpendapat bahwa perkembangan menunjukan perubahan yang sistematik atau terorganisir dalam diri individu. c. Mussen cs menungkapkan bahwa perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada fisik, struktur neurologis, perilaku, traits (cirri sifat), yang terjadi secara teratur dan masuk akal, dan menghasilkan yang baru, yang lebih baik, lebih sehat, lebih terorganisir, lebih stabil, lebih kompleks, lebih kompetens, dan lebih efisien. d. E. Hurlock menjelaskan perkembangan sebagai seri perubahan yang progresif yang terjadi sebagai hasil dari kematangan dan pengalaman dengan tujuan memampukan individu untuk beradaptasi dengan lingkungan. Secara umum perkembangan dapat dikatakan perubahan yang teratur, sistematis, dan terorganisir yang mempunyai tujuan tertentu. Menurut Freud (Sumanto, 2014:36) perkembangan kepribadian meliputi lima tahap yang disebut dengan perkembangan psikoseksual, yaitu: a) Tahap oral (lahir sampai dengan 0 sampai dengan 12-18 bulan), daerah kepuasannya atau libido pada mulut. b) Tahap anal (usia 12-18 bulan-3 tahun), daerah kepuasannya pada anus. Pada fase ini dorongan dan tahanan berpusat pada alat pembuangan kotoran. c) Tahap phallic (3-6 tahun), daerah kepuasannya alat kelamin/genital. Pada fase ini alat-alat kelamin merupakan organ yang paling peka sehingga menurut Freud, kunci dari perkembangan psikoseksual individu terjadi pada masa phallic. d) Tahap latency (6 tahun-pubertas), pada tahap ini anak berupaya memahami diri sendiri dan lingkungan untuk menemukan identitas diri. Mulai awal masa latency sampai dengan usia 12/13 tahun impuls-impuls cenderung pada kondisi ditekan. e) Tahap genital (pubertas-masa dewasa atau 20 tahun keatas). Perubahan fisik yang terjadi pada masa ini membangunkan kembali libido yang berisi energi dorongan seksual. Pada fase pubertas, yaitu pada usia 12/13-20 tahun, dorongan-dorongan seksual yang pada tahap phallic ditekan kembali muncul dan kuat sehingga jika perlu disublimasikan secara baik untuk dapat mengantar anak pada fase kematangan. Tahap genital, seorang telah sampai pada fase kematangan. • Perkembangan psikososial Aspek psikososial berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk beriteraksi dan bermain bersama teman-teman sebayanya. Bagi seorang anak bermain adalah aktivitas yang mempunyai peranan cukup besar karena dengan bermain anak bisa mengembangkan kecakapan sosialnya, yaitu:sikap sosial (mengalahkan ego dan memperdulikan orang lain),belajar berkomunikasi, belajar bekerja sama, belajar menghargai perbedaan, dll. Perkembangan sosial anak terus berkembang seiring dengan berkembangnya keterampilan sosial. Ada berbagai gejala yang mungkin muncul pada setiap tahap tertentu dalam perkembangannya : Senang meniru Pada dasarnya anak-anak senang meniru karena salah satu proses pembentukan tingkah lakunya adalah dengan cara meniru. Mereka meniru orang-orang disekelilingnya, seperti ayah, ibu, kakak, teman guru dan orang lain yang ada disekelilingnya. Karena pada umunya anak yang gemar membaca adalah anak yang berada dikeliling orang-orang yang gemar membaca, begitu juga dengan anak yang gemar menyanyi umumnya berada dikeliling orang-orang yang gemar menyanyi pula. Maka dari itu sebagai orang tua dan pendidik haruslah memberikan contoh hal-hal yang baik serta perilaku yang mendidik. Kreatif Pada dasarnya anak-anak terlahir kreatif yang oleh para ahli digolongkan sebagai ciri-ciri individu yang kreatif. Misalnya, rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, minat yang banyak, tidak takut salah, berani menghadapi resiko, bebas dalam berpikir, senang akan hal-hal baru, dan sebagainya. Aspek perkembangan Mengutip dari sujiono (2010, 22-23), Catron dan Allen (1999:23-26) menyebutkan bahwa ada enam aspek perkembangan anak usia dini yaitu : Kesadaran personal Bermain melatih anak untuk tumbuh secara mandiri dan memiliki control atas lingkungannya. Melalui bermain anak dapat menemukan hal baru, bereksplorasi, dan mempraktikan kehidupan sehari-hari sebagai langkah untuk membangun berbagai keterampilan agar membuat anak merasa kompeten. Pengembangan emosi Melalui bermain anak dapat belajar menerima, berekspresi dan mengatasi masalah dengan cara yang positif. Bermain juga memberikan kesempatan anak untuk mengenal diri mereka dan untuk mengembangkan perilaku yang memuaskan dalam hidup. Membangun sosialisai Bermain memberikan jalan bagi perkembangan sosial anak ketika berhadapan dengan anak lain. Mereka bisa bersosialisasi melalui bermain, dan juga memperluas empati terhadap orang lain dan mengurangi sikap egosentrisme. Melalui bermain juga anak dapat belajar sikap prososial seperti kerja sama, berbagi dan saling membantu. Pengembangan komunikasi Bermain merupakan alat yang paling kuat untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak, dan bisa memperluas kosa kata anak dengan cara berkomunikasi dengan anak lain. Anak juga mengekspresikan kemampuan berbahasa nya dengan cara berinteraksi engan anak lain atau dengan orang dewasa secara spontan.