Minggu, 03 Januari 2016

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK Lingkungan Lingkungan adalah tempat atau wilayah dimana makhluk hidup tinggal dan berinteraksi. Lingkungan merupakan faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan anak, karena lingkungan mampu memberikan pengaruh positif maupun negatif pada pribadi anak. Lingkungan sendiri dapat dibagi menjadi 3 : 1) Lingkungan keluarga Keluarga adalah lingkungan pertama yang bisa menentukan pribadi anak didik, karena seorang anak pertama kali mengenal lingkungan keluarga dalam hidupnya. 2) Lingkungan bermain Lingkungan bermain merupakan lingkungan kedua setelah keluarga, karena salah satu cara berinteraksi anak adalah dengan bermain dengan teman sebayanya. 3) Lingkungan sekolah Lingkungan sekolah juga merupakan lingkungan kedua setelah keluarga sama seperti lingkungan bermain, karena disinilah anak dibentuk untuk menjadi manusia yang berpengetahuan agar mempunyai masa depan yang cerah. Perkembangan Perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif artinya perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, apabila terjadi hambatan pada perkembangan terdahulu maka perkembangan selanjutnya cenderung akan mendapat hambatan (Jamaris, 2006:19 Sujiono, 2010:20). Anak usia dini berada dalam masa keemasan, pada masa ini anak sensitif sehingga anak pada usia ini mudah untuk terpengaruh oleh lingkungannya. Dan pada masa keemasan inilah anak mulai peka menerima masukan dan pendidikan dari lingkungannya baik sengaja maupun tidak sengaja. Berdasarkan teori perkembangan anak, seorang anak terlahir dengan banyak bakat maka dari itu sebagai orang dewasa dan pendidik haruslah memberikan pendidikan sesuai dengan perkembangan nya dengan cara memperhatikan lingkungan bermainnya. Bukan hanya itu orang tua maupun guru haruslah juga memberikan peluang kepada anak untuk berkreasi, berekspresi, dan menggali potensi-potensi yang tersembunyi yang ada pada dirinya, karena pada dasarnya anak adalah individu yang membangun sendiri pengetahuannya artinya tidaklah mudah bagi guru sebagai pendidik untuk memberikan pengetahuan begitu saja karena anak mempunyai segudang potensi yang harus dikembangkan dan diperkuat oleh lingkungan yang mendukung perkembangannya, karena lingkungan sangat berperan besar dalam perkembangan anak. Sumanto (2014:3) mengungkapkan bahwa ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi perkembangan: a. Menurut Lois Hoffman cs, perkembangan adalah proses yang terjadi dalam diri individu sepanjang tentang kehidupan. b. Lerner juga berpendapat bahwa perkembangan menunjukan perubahan yang sistematik atau terorganisir dalam diri individu. c. Mussen cs menungkapkan bahwa perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada fisik, struktur neurologis, perilaku, traits (cirri sifat), yang terjadi secara teratur dan masuk akal, dan menghasilkan yang baru, yang lebih baik, lebih sehat, lebih terorganisir, lebih stabil, lebih kompleks, lebih kompetens, dan lebih efisien. d. E. Hurlock menjelaskan perkembangan sebagai seri perubahan yang progresif yang terjadi sebagai hasil dari kematangan dan pengalaman dengan tujuan memampukan individu untuk beradaptasi dengan lingkungan. Secara umum perkembangan dapat dikatakan perubahan yang teratur, sistematis, dan terorganisir yang mempunyai tujuan tertentu. Menurut Freud (Sumanto, 2014:36) perkembangan kepribadian meliputi lima tahap yang disebut dengan perkembangan psikoseksual, yaitu: a) Tahap oral (lahir sampai dengan 0 sampai dengan 12-18 bulan), daerah kepuasannya atau libido pada mulut. b) Tahap anal (usia 12-18 bulan-3 tahun), daerah kepuasannya pada anus. Pada fase ini dorongan dan tahanan berpusat pada alat pembuangan kotoran. c) Tahap phallic (3-6 tahun), daerah kepuasannya alat kelamin/genital. Pada fase ini alat-alat kelamin merupakan organ yang paling peka sehingga menurut Freud, kunci dari perkembangan psikoseksual individu terjadi pada masa phallic. d) Tahap latency (6 tahun-pubertas), pada tahap ini anak berupaya memahami diri sendiri dan lingkungan untuk menemukan identitas diri. Mulai awal masa latency sampai dengan usia 12/13 tahun impuls-impuls cenderung pada kondisi ditekan. e) Tahap genital (pubertas-masa dewasa atau 20 tahun keatas). Perubahan fisik yang terjadi pada masa ini membangunkan kembali libido yang berisi energi dorongan seksual. Pada fase pubertas, yaitu pada usia 12/13-20 tahun, dorongan-dorongan seksual yang pada tahap phallic ditekan kembali muncul dan kuat sehingga jika perlu disublimasikan secara baik untuk dapat mengantar anak pada fase kematangan. Tahap genital, seorang telah sampai pada fase kematangan. • Perkembangan psikososial Aspek psikososial berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk beriteraksi dan bermain bersama teman-teman sebayanya. Bagi seorang anak bermain adalah aktivitas yang mempunyai peranan cukup besar karena dengan bermain anak bisa mengembangkan kecakapan sosialnya, yaitu:sikap sosial (mengalahkan ego dan memperdulikan orang lain),belajar berkomunikasi, belajar bekerja sama, belajar menghargai perbedaan, dll. Perkembangan sosial anak terus berkembang seiring dengan berkembangnya keterampilan sosial. Ada berbagai gejala yang mungkin muncul pada setiap tahap tertentu dalam perkembangannya : Senang meniru Pada dasarnya anak-anak senang meniru karena salah satu proses pembentukan tingkah lakunya adalah dengan cara meniru. Mereka meniru orang-orang disekelilingnya, seperti ayah, ibu, kakak, teman guru dan orang lain yang ada disekelilingnya. Karena pada umunya anak yang gemar membaca adalah anak yang berada dikeliling orang-orang yang gemar membaca, begitu juga dengan anak yang gemar menyanyi umumnya berada dikeliling orang-orang yang gemar menyanyi pula. Maka dari itu sebagai orang tua dan pendidik haruslah memberikan contoh hal-hal yang baik serta perilaku yang mendidik. Kreatif Pada dasarnya anak-anak terlahir kreatif yang oleh para ahli digolongkan sebagai ciri-ciri individu yang kreatif. Misalnya, rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, minat yang banyak, tidak takut salah, berani menghadapi resiko, bebas dalam berpikir, senang akan hal-hal baru, dan sebagainya. Aspek perkembangan Mengutip dari sujiono (2010, 22-23), Catron dan Allen (1999:23-26) menyebutkan bahwa ada enam aspek perkembangan anak usia dini yaitu : Kesadaran personal Bermain melatih anak untuk tumbuh secara mandiri dan memiliki control atas lingkungannya. Melalui bermain anak dapat menemukan hal baru, bereksplorasi, dan mempraktikan kehidupan sehari-hari sebagai langkah untuk membangun berbagai keterampilan agar membuat anak merasa kompeten. Pengembangan emosi Melalui bermain anak dapat belajar menerima, berekspresi dan mengatasi masalah dengan cara yang positif. Bermain juga memberikan kesempatan anak untuk mengenal diri mereka dan untuk mengembangkan perilaku yang memuaskan dalam hidup. Membangun sosialisai Bermain memberikan jalan bagi perkembangan sosial anak ketika berhadapan dengan anak lain. Mereka bisa bersosialisasi melalui bermain, dan juga memperluas empati terhadap orang lain dan mengurangi sikap egosentrisme. Melalui bermain juga anak dapat belajar sikap prososial seperti kerja sama, berbagi dan saling membantu. Pengembangan komunikasi Bermain merupakan alat yang paling kuat untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak, dan bisa memperluas kosa kata anak dengan cara berkomunikasi dengan anak lain. Anak juga mengekspresikan kemampuan berbahasa nya dengan cara berinteraksi engan anak lain atau dengan orang dewasa secara spontan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar