Minggu, 03 Januari 2016

NILAI-NILAI PANCASILA TERNYATA SUDAH ADA PADA BANGSA INDONESIA SEJAK DULU

NILAI-NILAI PANCASILA TERNYATA SUDAH ADA PADA BANGSA INDONESIA SEJAK DULU Pancasila sebagai dasar Negara republic Indonesia sebelum disyahkan pada tanggal 18 agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan Negara, yang berupa niai-nilai tersebut telah ada dan merekat serta teramalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagi pandangan hidup sehingga materi pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sebagai kausa materialis pancasila. Nilai-nilai tersebut kemudian dingkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri Negara untuk dijadikan dasar filsafat Negara Indonesia. Proses perumusan materi pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam siding BPUPKI pertama, siding panitia ‘’9’’, siding BPUPKI kedua, serta akhirnya disyahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat Negara republik Indonesia. Berdasarkan kenyataan tersebut maka untuk memahami pancasila secara lengkap dan utuh terutama dalam kaitannya dengan jati diri bangsa Indonesia, mutlak diperlukan pemahaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk membentuk suatu Negara yang berdasarkan suatu asas hidup bersama demi kesejahteraan hidup bersama, yaitu Negara yang brdasarkan pancasila. Selain itu secara epistemologis sekaligus sebagai pertanggung jawaban ilmiah, bahwa pancasila selain sebagai dasar Negara Indonesia juga sebagai pegangan hidup bangsa, jiwa dan kepribadian bangsa serta sebagai perjanjian luruh bangsa Indonesia pada waktu mendirikan Negara. Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam pancasila yaitu : ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan, dalam kenyataan nya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala kemudian timbulnya suatu proses sejarah yang cukup panjang yanitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke IV, ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai Nampak pada abad ke VII ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya dibawah wangsa syailendra di Palembang, kemudian kerajaan Airlangga dan majapahit di jawa timur serta kerajaan-kerajaan lainnya. Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada sumpah pemuda pada tahun 1928. Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mendirikan Negara tercapai dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945. B. ZAMAN KUTAI Pada tahun 400 M Indonesia memasuki zaman sejarah, dengan ditemukannya prasasti yang berupa 7 yupa (tiang batu). Berdasarkan prasasti tersebut dapat diketahui bahwa raja Mulawarman keturunan dari raja Asmawarman keturunan dari kudungga. Menurut prasasti tersebut raja Mulawarman mengadakan kenduri dan memberi sedekah kepada para Brahmana. Dan para Brahmana membangun yupa itu sebagai tanda terima kasih kepada raja yang dermawan (Bambang Sumadio, dkk.,1977 : 33-32). Masyarakat kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini menampilkan nilai-nilai sosial politik, dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada para Brahmana. Bentuk kerajaan dengan agama sebagai pengikat kewibawaan raja ini tampak dalam kerajaan-kerajaan yang muncul kemudian di jawa dan Sumatra. Dalam zaman kuno ada 2 kerajaan yang telah mencapai integrasi dengan wilayah yang hamper meliputi hampir separuh dari wilayah Indonesia sekarang yaitu kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan kerajaan Majapahit yang berpusat di jawa. C. ZAMAN SRIWIJAYA Kerajaan sriwijaya muncul pada abad ke-7 dibawah kekuasaan wangsa Syailendra. Pusatnya terletak disekitar kota Palembang sekarang. Hal ini termuat dalam prasasti kedukan bukit di kaki bukit Siguntang dekat Palembang, yang ditulis dengan huruf pallawa dalam bahasa melayu kuno yang bertarikh 605 Caka atau 683 M. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang makmur, dan terkenal di Asia serta besar pengaruhnya di Asia Tenggara. Pelayaran dan perdagangan ramai. Kapal-kapal asing yang berlayar antara india dan cina singgah pula di Bandar Sriwijaya. Sriwijaya juga merupakan kunci-kunci lalu lintas laut disebelah barat, dikuasainya seperti selat sunda (686), kemudian selat malaka (775). Pada zaman itu kerajaan Sriwijaya merupakan suatu kerajaan besar yang cukup disegani diwilayah asia selatan. Perdagangan dilakukan dengan mempersatukan pedagang pengrajin dan pegawai raja yang disebut Tuha An Vatakvurah sebagai pengawas dan pengumpul semacam koperasi sehingga rakyat mudah untuk memasarkan barang dagangannya (Keneth R. Hall, 1976 :75-77). Demikian pula dengan system pemerintahannya terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda kerajaan, rokhaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan gedung-gedung dan patung-patung suci sehingga pada saat itu kerajaan dalam menjalankan system negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai ketuhanan (Suwarno, 1993, 19). Sriwijaya pun merupakan pusat agama Budha, agama dan kebudayaan nya dikembangkan dengan mendirikan universitas Budha, yang sangat terkenal di Negara lain di Asia. Pendeta dari Tibet dan Cina juga datang ke Sriwijaya untuk mempelajari agama Budha, tidak hanya itu banyak juga musyafir dari Negara lain misalnya dari cina terlebih dahulu belajar tentang agama Budha dan bahasa sansekerta sebelum melanjutkan studinya ke india. Dan yang lebih menarik lagi banyak guru-guru besar tamu dari india yang mengajar di Sriwijaya salah satunya adalah Dharmakitri. Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam suatu Negara telah tercermin pada kerajaan Sriwijaya yang berbunyi ‘marvuat vanua Criwijaya siddhayatra, subhiksa’ yang artinya suatu cita-cita Negara yang adil dan makmur (Sulaiman, tanpa tahun : 53).

1 komentar:

  1. Maaf lancang berkomentar .
    Terdapat kata kata tidak baku kak . Seperti Syah harusnya Sah . Dan republic harusnya republik

    BalasHapus